Jumat, 18 Januari 2013

Materi Tarbiah Confidential 01

Materi ini seharusnya disampaikan langsung kepada yang bersangkutan, tetapi team kami masih ada kendala untuk melaksanakan jadwal rutin bulanannya. Ini adalah masalah bersama. Dalam Islam, masalah saudara seimannya juga masalah bersama, meskipun begitu masalah privasinya di buat "confidential" sesuai amanahnya.Coba menyampaikan via blogg ini, hanya untuk seseorang yang merasa. Semoga Allah  melimpahkan rahmat Nya pada kita sekalian, Amiiin.


QS 21 Al-anbiya ayat 92

Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.

إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ




IDENTITAS MUSLIM
            Seseorang yang telah mengikrarkan syhadat akan memiliki identitas dan karakter diri yang jelas dan kokoh. Ia menjadi sebuah pribadi yang spesifik dan segera terbedakan dengan yang lain. Seseorang yang berikrar syahadat akan tercelup dalam warna ketuhanan dan kenabian dalam segala aktivitas kehidupannya.
Keimanan diikrarkan dengan kalimat  syahadat akan membuahkan karakter diri, sebagaimana manusia dengan beranek ragam ideologinyaakan memiliki batasan-batasan identitas yang jelas dan membedakan mereka dari yang lain. Seseorang terwarnai oleh ideology kapitalisme akan melahirkan pandangan,sikap hidup dan tingkah laku yang sesuai dengan prinsip kebendaan. Demikian pula jika jika seseorangterwarnai oleh ideology sosialisme atau komunisme akan melahirkan pandangan, sikap hidup dan tingkah laku yang khas yang sesuaituntunan ideology tersebut.
            Kalimat Syahadat melahirkan pandangan, sikap hidup dan perilaku yang Robbani. Cara berfikir, sudut pandang, cara merasakan, , cara menikmati, sampai pada hal-hal praktis aplikatif dalam kehidupan , seperti : perkataan, perbuatan, penampilan dan selera, akanterwarnai dalam keimanan kepada Allah. Inilah identitas yang sangat jelas dan kuat pada setiap orang yang mengikrarkan syahadat.

            MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN HAKIKI
Kalimat syahadat akan memberikan kebahagiaan hakiki kepada setiap orang yang mengikrarakannya.Kebahagiaan adalah masalah hati dan cara merasakan kehidupan.
Tanpa dibimbing oleh iman yang terungkap dalam ikrar syahadat , seseorang akan cenderung memiliki hati yang tidak mengenal batas kebutuhan, perasaan serba tidak puas dengan segala yang dimiliki, serta merasa serba kurang dalam kelimpahan harta dan sarana yang ada.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “ Tidak ada kebahagiaan dan kenikmatan sempurna bagi hati, kecuali dalam mencintai Allah  (mahabbatullah) dan taqorub kepada Allah dengan hal-hal yang dicintai Nya. Mahabbatullah (Mencintai Allah) tidak mungkin terwujud kecuali dengan berpaling dari yang dicintai selain Nya, inilah hakiki la illaha illallah. Ia adalah agama Ibrahim Al-Khalil, juga agama semua nabi dan rosul”
Demikianlah , kebahagiaan hakiki menjadi milik orang yang berikrar syahadat , karena mereka telah memilih jalan yang benar.
QS 2 Al-Baqoroh ayat 138
Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.
Catatan
Sibgatullah adalah celupan Allah Swt. pada setiap pribadi mukmin.


QS 12 Al-Ikhlas  ( Pokok Ajaran Islam : Meng – Esa- kan Allah Swt )
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".


Kronologis  Kajian Confidential
Saudaraku,
Berawal dari kesadaran akan kewajiban sebagai seorang Muslim, maka program ini terwujud, atas ijin Allah Swt, tentunya. Sabda Nabi : Sampaikanlah apa-apa yang  dariku walau satu ayat .
Kronologisnya berupa petunjuk Allah Swt ( Saya mengartikan begitu) , ketika suatu hari sampai  di tanganku sebuah buku berjudul :  “ Syhadat Mematahkan Salibku”
Perasaan itu sudah lama kuabaikandan kuterlantarkan dalam titian hari dan pendakian jiwaku dalam menggapai “Ridho Allah”.Aku tak mengerti, mengapa kajaiban itu selalu terjadi, dan hampir aku mengatakan : “ Ah Tuhan....mengapa Kau  selalu mengajakku bercanda”?
QS 2 Al-Baqoroh ayat 186 :
Dan apabilahamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Cilacap 28 Nopember 2012, (Lima tahun setelah kunjungan kehormatan itu terjadi.) , Terima kasih ya Allah, atas tugas mulia ini. Aku mohon ampunan andai aku tak dapat mengerti maksud Mu. Semoga saja Allah Swt, tidak akan pernah meninggalkanku. Amiin
QS 3 Al-Imron ayat 8
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau  beri  petunjuk  kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
Maha Benar Allah dengan Segala Firman Nya.
Kepada Saudaraku Seiman,

Materi Kajian Islam ini disusun dalam rangka memenuhi   kewajibanku   sebagai “penyampai” , sudah membuat kesepakatan /dengan pembimbing kami ( Murrobi) untuk mengisi   materi   dengan kajian-kajian “keimanan” dalam  Program Tarbiyah Jarak Jauh, Terencana-Terpantau  dan  Berkesinambungan .
Semoga Allah Swt, melimpahkan Rahmat Nya pada keluarga  kita sekalian, Amin
Bila ada yang salah/ tidak jelas, mohon dikoreksi, agar kajian ini bermanfaat . Wabillahi taufik wal hidayah, Assalamualaikum,Wrwb.

Jakarta, Januari 2013
Disausun Oleh : Erna Garnasih, S.Si
Dari Team PembinaanMuallaf (an. KH. Yusuf Ismail Al-Hadid)
Wilayah :Karangmojo, Gunungkidul-Wonosari DIY.








I.                                                                              PENDAHULUAN
Assalamualaikum, Wrwb.
            Solawat dan salam semoga dicurahkan kepada Jungjunan kita Nabi Besar Muhammad Saw.  Keluarganya , sahabat, kerabat, dan orang-orang soleh semoga kita beserta di dalamnya, Amiin.
TAUHID
Perintah berdakwah mengajak manusia ila robbika, kepada Tuhanmu, dikaitkan dengan larangan syirik.Hal ini semakin memperjelas rumusan tujuan utama dalam dakwah,yakni semata-mata mengajak manusia kepada Allah tanpa mempersekutukan dengan sesuatu apapun.
QS 13 Ar- Ra’d  ayat 36 - 37 :
Katakanlah: "Sesungguhnyaakuhanyadiperintahuntukmenyembah Allah dan tidak mempersekutukan  sesuatu pun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali".
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Qur'an itu  sebagai  peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab.Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelahdatang pengetahuan kepadamu, makasekali-kali tidak ada pelrindungan dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.
            Proses dakwah harus senantiasa terjaga kemurniannya, menyeru kepada Allah Swt. Pada bagian lain Allah Swt menggambarkan tujuan utama dakwah sebagai ila sabili robbika  , sebagaimana dalam firman Nya QS 16 An-Nahl ayat 125 :
          Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.SesungguhnyaTuhanmu Dialah yang lebih mengetahu itentang siapa yang tersesat darijalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Menyeru manusia kepada Jalan Tuhan , bukan jalan-jalan yang lain sebab hanya jalan Allah yang lurus. Allah Swt menghendaki umat dibawa menuju jalan yang satu, jalan Allah, jalan ketuhanan, yang akan menyelamatkan manusia.
QS 16 An-Nahl ayat 36 :
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
MENYERU KEPADA KEBAIKAN
QS 16 An-Nahl 125-128
125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
126. Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.
127. Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.
128. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. 16.07.09
BERTAQWALAH KEPADA ALLAH SWT DAN JANGAN BERCERAI BERAI
QS 3 Al-Imron ayat 102-109
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
105. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,
106. pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu".
107. Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya.
108. Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya.
109. Kepunyaan Allahlah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. 16.07.09
            Dengan demikian, seluruh aktivitas dakwah dari masa ke masa hingga akhir jaman kelak , telah disatukan oleh kesatuan tujuan utama, yang mengajak manusia kepada Allah Swt, dengan hanya menyembahNya  tanpa mempersekutukan dengan ilah-ilah yang lain.
            IDENTITAS MUSLIM
            Seseorang yang telah mengikrarkan syhadat akan memiliki identitas dan karakter diri yang jelas dan kokoh. Ia menjadi sebuah pribadi yang spesifik dan segera terbedakan dengan yang lain. Seseorang yang berikrar syahadat akan tercelup dalam warna ketuhanan dan kenabian dalam segala aktivitas kehidupannya.
Keimanan diikrarkan dengan kalimat  syahadat akan membuahkan karakter diri, sebagaimana manusia dengan beranek ragam ideologinyaakan memiliki batasan-batasan identitas yang jelas dan membedakan mereka dari yang lain. Seseorang terwarnai oleh ideology kapitalisme akan melahirkan pandangan,sikap hidup dan tingkah laku yang sesuai dengan prinsip kebendaan. Demikian pula jika jika seseorangterwarnai oleh ideology sosialisme atau komunisme akan melahirkan pandangan, sikap hidup dan tingkah laku yang khas yang sesuaituntunan ideology tersebut.
            Kalimat Syahadat melahirkan pandangan, sikap hidup dan perilaku yang Robbani. Cara berfikir, sudut pandang, cara merasakan, , cara menikmati, sampai pada hal-hal praktis aplikatif dalam kehidupan , seperti : perkataan, perbuatan, penampilan dan selera, akanterwarnai dalam keimanan kepada Allah. Inilah identitas yang sangat jelas dan kuat pada setiap orang yang mengikrarkan syahadat.

            MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN HAKIKI
Kalimat syahadat akan memberikan kebahagiaan hakiki kepada setiap orang yang mengikrarakannya.Kebahagiaan adalah masalah hati dan cara merasakan kehidupan.
Tanpa dibimbing oleh iman yang terungkap dalam ikrar syahadat , seseorang akan cenderung memiliki hati yang tidak mengenal batas kebutuhan, perasaan serba tidak puas dengan segala yang dimiliki, serta merasa serba kurang dalam kelimpahan harta dan sarana yang ada.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “ Tidak ada kebahagiaan dan kenikmatan sempurna bagi hati, kecuali dalam mencintai Allah  (mahabbatullah) dan taqorub kepada Allah dengan hal-hal yang dicintai Nya. Mahabbatullah (Mencintai Allah) tidak mungkin terwujud kecuali dengan berpaling dari yang dicintai selain Nya, inilah hakiki la illaha illallah. Ia adalah agama Ibrahim Al-Khalil, juga agama semua nabi dan rosul”
Demikianlah , kebahagiaan hakiki menjadi milik orang yang berikrar syahadat , karena mereka telah memilih jalan yang benar.
QS 2 Al-Baqoroh ayat 138
Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.
Catatan
Sibgatullah adalah celupan Allah Swt. pada setiap pribadi mukmin.


II.                ISI
QS 12 Al-Ikhlas  ( Pokok Ajaran Islam : Meng – Esa- kan Allah Swt )
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
Islam adalah agama Ilmu
·  Ilmu
Jika seseorang berbicara tentang Islam, maka ia harus berbicara tentang Ilmu. Karena Islam adalah agama Ilmu, agama yang segala sesuatunya bersumber dari Ilmu. Meng–Esa- kan Allah dengan ilmu. Beribadah dengan Ilmu. Mencintai Allah dengan Ilmu. Berkehidupan akan menjadi mulia dengan ilmu. Berahlak mulia dengan ilmu. Berkasih sayang dengan Ilmu. Dan sumber dari segala Ilmu adalah Al-Qur’an, Wahyu Allah. Ilmu untuk nutrisi otak, sedangkan agama untuk nutrisi jiwa.
Dan kedua-duanya sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkambangan intelaktual dan spiritual yang seimbang. Untuk mencapai Insan Kamil kafillah fil Ard.
Menjadi manusia yang sempurna sesuai fitrah Nya, sehingga pada akhir hayatnya dia mencapai seperti yang diserukan Allah dalam
Qur’an Surat 89 Al-Fajar  ayat 26-30
Hai jiwa-jiwa yang tenang, yang ridho dan diridhoi Allah, kembalilah kepada Tuhan Mu dengan hati yang ridho dan diridhoinNya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba Ku. Dan masuklah ke dalam Sorga Ku.   
       Sedangkan kemuliaan dan keridhoan Allah,  dapat dicapai seseorang  dengan ketaqwaan dan mencari Ilmu. Baik ilmu agama maupun sains. Yakinlah bahwa ilmu, dan iman akan membawa seseorang ke derajat yang lebih tinggi sesuai janji Allah Swt. QS 58 Al-Mujadilah ayat 11 :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Surat Al-qomar berjumlah 50 ayat, empat ayat berbunyi sama, maksudnya adalah : Allah Swt berulang-ulang menjelaskan bahwasnya Allah Swt telah memudahkan Al-Qur’an untuk dipelajari, maka pelajarilah, fahamilah, dan imani lah!
Qur’an Surat 54 Al-Qomar  ayat : 17,23,32,40
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?
                Ketetapan /Aturan Allah telah jelas dan nyata. Setiap anjuran Allah adalah ujian bagi orang-orang yang beriman. Dan hanya bagi orang-orang yang beriman – lah ujian dan larangan itu berlaku. Berilmu dan beriman. Bila manusia hanya  berilmu saja, tidak disertai iman, maka ilmunya itu akan membawa manusia kepada kesombongan. Maka berilmu dan beriman adalah satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan untuk mencapai kemuliaan dalam menggapai “ridho Allah”. Beriman saja tanpa ilmu bagai orang berjalan di lorong gelap, punya tujuan tetapi tidak tahu jalan yang harus ditempuh. Allah menurunkan Al-Quran sebagai PETUNJUK BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN. Maka sebagai orang yang beriman menjadikan Al-qur’an sebagai pedoman hidup dan ilmu yang harus dipelajari adalah sebuah keniscayaan. Kita tidak bisa hanya mengucapkan kata-kata beriman saja tanpa mempelajari Al-Qur’an untuk difahami dan dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Al-Qur’an sudah lengkap segala anjuran Allah, larangan maupun hukum-hukum Islam yang apabila dijalankan akan membawa keselamatan di dunia maupun diakhirat kelak.
·         Khobar
 Khabar artinya berita. Allah Swt menurunkan berita/ khabar untuk manusia. Berita itu harus diketahui maknanya. Untuk mengetahui maknanya, maka berita harus dibaca!
·   Iqro!
Mari kita memulainya dengan “Iqro!”. Wahyu pertama yang diturunkan Allah Swt kepada Muhammad adalah perintah : “Baca!”

QS 96 Al-A’laq
Bacalah ! dengan (menyebut) namaTuhanmu Yang menciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah! Dan Tuhanmu lah  Yang Maha  Pemurah Yang mengajar  (manusia) dengan perantaraan kalam.Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
·         Amal
Amal adalah perbuatan/ pekerjaan manusia dalam aktivitas sehari-harinya. Seorang manusia sejak bayi sampai dewasa, akalnya merekam apa yang dia lihat, dia rasakan, dia dengar dan dianalisa dengan akalnya. Perkembangan kepribadian seseorang berawal sejak dalam buaian.Berkembang sesuai peristiwa demi peristiwa dalam kehidupannya. Seorang anak yang dilahirkan dalam keluarga yang sudah mengamalkan syareat Islam dengan kaffah, maka sejak dini , anak itu sudah mendengar, melihat dan menganalisa segala sesuatu yang orang tuanya amalkan. Setiap bayi dilahirkan “muslim”, seperti dalam ayat terdahulu, bahwa sejak dalam kandungan sebuah ruh sudah bersaksi pada Allah Swt.
QS 7 Al-A’raf ayat 172
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Proses pembentukan pribadi mukmin
·         Ilmu- Amal-Iman- Islam- Ikhsan
Seorang manusia adalah sebuah kepribadian yang mulai terbentuk sejak  dalam asuhan seorang ibu. Apa yang dia terima dari ibu berupa ucapan, penglihatan, pendengaran akan menjadi goresan awal di dalam akal fikirnya. Bila yang memomongnya seorang Muslim, maka Insya Allah yang terbentuk/terekam dalam akal fikir anak itu adalah kepribadian Islam. Tetapi apabila seorang anak tumbuh kembang dalam genggaman seorang Kristen/non muslim........, akankah pribadi muslim itu tiba-tiba melekat dalam dirinya?, jadi amal perbuatan yang dilakukan sesorang tergantung Ilmu yang ia miliki/peroleh dalam proses tumbuh kembangnya. Dari Ilmu menjadi Amal, maka .......Iman pun akan tertanam sejak dini apa yang dia peroleh dari perkembangan hidupnya. (Kalau lingkungan “kristen” mungkinkah tiba-tiba dia bisa berkepribadian muslim? Tidak kan?...., Ilmu-Amal- Iman, akan tumbuh sesuai dari awal dia dapatkan. Nah.....kalau yang dikehendaki sebuah pribadi muslim....., apakah mungkin dari keseharian non muslim bisa tumbuh tiba-tiba menjadi muslim??? Untuk menjadi Islam, tentu harus berangkat dari Islam juga. Maka seperti hadist Nabi bahwa seorang bayi lahir suci dan “muslim” (QS 7Al-Araf ayat 172), orang tua nyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasroni atau Majusi.
Allah Swt. menurunkan Al-Qur’an sebagai ”petunjuk “ bagi manusia .( Hudan linnas), maka untuk menjadi muslim, Allah Swt memberi petunjuk kepada manusia melalui Al-Qur’an, Jadi  Ilmu-Amal-Iman- Islam- Ikhsan akan terbentuk dalam diri seseorang pasti melalui proses, nah semoga saja bagi kita yang sudah bisa baca Al-Qur’an, untuk menjadi muslim yang Kaffah pasti harus baca Al-Qur’an. Karena aturan Allah Swt di turunkan berupa wahyu kepada nabi Muhammad Saw, melalui jibril, kemudian di bukukan sesuai urutan yang Nabi Muhammad Saw, perintahkan. Pada awalnya Al-Qur’an di hafal oleh para sahabat, para tafidz, pada jaman pemerintah Usman,barulah di proses menjadi kitab/buku dengan proses yang membutuhkan ijtihad besar ( perenungan, pertimbangan baik-buruknya, tetapi Allah Swt telah berjanji bahwa Allah Swt – lah yang akan memeliharanya (memelihara kemurniannya). Proses pembukuan Al-Qur’an menjadi disiplin ilmu sendiri yaitu “ Ulumul Kitab” 

Al-Qur’an seperti halnya Kitab Undang-Undang 45 , Hukum yang dituliskan yang “global” nya, kemudian para ulama pada jaman sahabat, mulai merinci (dengan ilmunya tentu) dan membagi isi Al-Qur’an menjadi 3 bagian : Yaitu  :   1. Aqidah  2.Syariat.  3 Tasauf                                                                              
Hadist  ke 2  ; Arti hadits / ترجمة الحديث :
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata:  “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda:  “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.
(Riwayat Muslim)
Kedudukan Al-Qur’an dan Hadist :
Al-Qur’an  :     Turun dalam bentuk “wahyu” melalui  
                          malaikat Jibril
Hadist     :    Ucapan, perkataan dan perbuatan Nabi
                      muhammad Saw, sebagai ahlakul                           karimah ( Ahlak yang mulia)’ Kajian tentang hadist pun menjadi disiplin   ilmu tersendiri yang membutuhkan waktu apabila fahami, didalami dan                           dihayati.Hadist menguatkan ayat. Karena biasanya ayat turun terlebih dahulu, kemudian Nabi muhammad saw mencontohkannya dalam kehidupan sehari-hari.


KAJIAN  1
Mapping Ajaran Islam
Al-Qur’an adalah  panduan hidup orang Islam , artinya siapa yang mengaku dirinya seorang Muslim, maka konsekwensinya adalah harus tunduk patuh pada aturan Allah Swt, sedangkan aturan Allah Swt itu diturunkan melalui wahyu yang disampaikan melalui malaikta jibril kepada Nabi muhammad Saw. Panduan Orang-orang Islam adalah Al-Qur’andan Hadist
Apa saja isi Al-Qur’an?
Isi Al-Qur’an : 1. Aqidah
                         2. Syariah     
                          3. Tasauf     
1. Aqidah
Akidah adalah keyakinan/keimanan seseorang setelah qalbunya mengakui bahwa tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah Swt. Jadi segala sesuatu langkahnya dan keputusannya selalu tunduk patuh pada aturan Allah, sehingga nafsu/keinginannya terkalahkan.
Sedangkan perilaku, ahlak, budi pekerti, kahalusan bahasa  ada yang kita contoh, yaitu Nabi  Muhammad Saw, sebagai Rosulullah l terakhir (Yang sebelumnya telah diutus pula rasul-rasul, yang juga didustakan oleh kaumnya.)             Dasarnya sama, yaitu Cinta.
Kehidupan bersosial dalam Islam adalah kasih sayang atau “cinta”
2. Syareat
Syareat artinya hukum/ketentuan/ aturan. Aturan yang diturunkanke pada manusia dari Allah selama 23 tahun secara perlahan-lahan sesuai kejadian demi kejadian / kasus dalam kehidupan sehari-hari. Disampaikannya kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril.makanya mengapa bahasa di dalam Al-qur’an selalu ada kata : “ Sampaikanlah (Muhammad) karena pesan itu untuk manusia,  agar disampaikan oleh Muhammad  kepada  ummatnya,  mulai saat itu  sampai  akhir jaman.Khusus untuk “Syareat”,  para sohabat,  para ulama di  jaman   setelah rasul wafat, mereka “berijtihad” (berfikir)  mengenai rincian yang harus dijelaskan dari Al-Qur’an secara detailnya untuk disampaikan kepada umat Islam). Jadi aturan pokoknya didalam Al-Quran, sedangkan “rinciannya”  adalah berijtihad. Sampai sekarang kitab-kitab penulisan-penulisan karya ulama tetap sebagai penjelasan rincian dari Al-Qur’an disebut” Kitab Kuning” .Untuk seluruh dunia Islam, termasuk negeri Barat yang Islam dan beriman, panduan ibadah dan muamallahnya sama, dari hasil  ijtihad  para Ulama terdahulu.(Penentuan Hukum Kehidupan/Fikih, tata cara ibadah dlsb, dijelaskan dalam KITAB FIKIH, sedangkan asal-usul/penentuan hukum, tetap berkembang  sepanjang masa sesuai jaman. Aqidah Islam adalah suatu keyakinan yang dianut orang-orang Islam , dan  makna keyakinan itu selalu  tetap ,  tidak berubah, sedangkan ketentuan hukum adalah hukum syareat  yang di “analogkan sesuai perkembangan jaman. Contoh Syarat melakukan solat dijamaatau diqosor:
 Misalnya : Solat boleh dijama atau diqosor apabila seseorang melakukan perjalanan jauh sepanjang 90 km, yang membutuhkan waktu beberapa puluh jam perjalanan kalau ditempuh dengan jalan kaki.(jaman dahulu)  Tetapi dengan perkembangan jaman perjalanan jauh itu dapat ditempuh dalam 2 jam dengan berkendaraan mobil, maka aturan solat dijama atau diqosor menjadi “tidak berlaku”. Solat dilakukan dengan cara normal karena pada saat waktu solat tiba, kita sudah berada di tempat tujuan.. Nah persoalan seperti itu, adalah kewajiban para pemikir Islam/ Ulama untuk menjelaskannya kepada kita kaum awam,status hukum perbuatan/amal/ pekerjaan yang kita lakukan itu (sehari-hari.) 
3.Tasauf        
Tasauf  itu adalah ” management  hati”  dan hamba Allah bersikap/ berahlak kepada Allah Swt. Ini dijelaskan juga dalam buku “tasauf”. Jadi hamba-hamba Allah Swt, bila ingin menjadi manusia yang dicntai Allah, maka hamba-hamba Allah Swt itu harus mendekatkan diri kepada Allah, sederhananya : “ Apa sih maunya Allah, agar kita disayang/dicintai Allah? “ Mungkin hanya berlaku bagi orang yang beriman, yang benar-benar ingin menjadi manusia yang dicintai Allah.Swt





KAJIAN 2
TAUHID
Menjadi Manusia Baru (1)
Agama Islam adalah agama wahyu, agama langit, yaitu agama yang diturunkan Allah dari langit melalui nabi Nya. Wahyu disampaikan kepada nabi Muhammad Saw.  melalui malaikat  JIBRIL.
Agama  langit itu , agama yang Allah turunkan di jamannya kitab-kitab terdahulu sebelum Al-Qur’an. Semua sama, agama yang lurus, agama yang menyembah Tuhan Yang Satu, Agama Yang Meng-Esakan Tuhan atau disebut MONOTHEISME
Bagaimana kitaakan  mengetahui pesan Tuhan kalau kita sebagai mahlukNya, sebagai hamba Nya tidak membaca firman-firman Nya!
Wahyu Pertama , lima ayat pertama dari surat  Al-A’LAQ
Bacalah ! dengan (menyebut) namaTuhanmu Yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah! Dan Tuhanmu lah  Yang Maha  Pemurah
Yang mengajar  (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. ( Perintah membaca ini BUKAN KEPADA ORANG ISLAM SAJA, tetapi kepada seluruh manusia yang diciptakan Allah. Apakah kita termasuk yang diciptakannya???.......( silahkan jawab sesuai hati nurani, apakah kita ingin yang termasuk didalamnya? Atau kita bukan mahluk ciptaan Nya?)
QS 38, As-shad  ayat 87 & 88
Al Qur'an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.
Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Qur'an setelah beberapa waktu lagi.

Pembahasan :
Sebetulnya ketika seorang manusia dilahirkan ke dunia dari perut ibunya , manusia itu sudah bersaksi dengan Tuhannya, seperti yang Allah Swt firmankan dalam ayat di bawah ini. Diantara ayat-ayat Tauhid (Meng-Esakan-Tuhan), kita bahas dari beberapa saja diantaranya 7 surat yang mengungkapkan  bahwa kita adalah hamba Nya, bahwa setiap manusia dilahirkan dengan fitrahnya sebagai hamba Allah , seperti dialog antara Sang Khaliq dan mahluk :
  1. QS 7 Al-A’raf   ayat 172.
 Kesaksian mahluk (manusia) mengenai Sang Khalik Dan (ingatlah), ketikaTuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (EngkauTuhan kami), kami menjadisaksi
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”
  Mereka menjawab:  “Betul (EngkauTuhan kami), kami menjadisaksi”,
 kemudian    Allah berfirman lagi :
 “.(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini     (ke- Esa- an Tuhan)”,
2.      QS 7 Al-A’raf ayat 180
  Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaul husna itu dalam (menyebut) nama-nama-Nya.Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Allah memiliki nama-nama yang baik, dan hanya milik Allah-lah nama-nama itu, Maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Kalimat ini Allah swt mengabarkan bahwa manusia dianjurkan “memohon” kepada Nya dengan menyebut nama Nya, tetapi ada juga orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran itu.Orang-orang yang memohon dengan nama yang baik akan mendapat balasan, begitupun yang menyimpang dari kebenaran, akan mendapat balasan juga sesuai apa yang telah mereka kerjakan.
3.      QS. Al-Asyr ayat 1-4
Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan kedalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan. Dan jika tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat azab neraka.
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah danRasul-Nya. Barang siapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.
Ayat tersebut diatas  adalah penjelasan dari Allah bahwa mereka menentang Allah dan Rosul Nya , sebetulnya hukuman Allah sangat keras bagi yang menentang.
  1. QS 15 Al-Hijr ayat 9
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Allah Swt berulang-ulang menjelaskan bahwa: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.Bahwa Al-Qur’an itu benar-benar dari Allah Swt, dan Allah-lah yang memeliharanya.
  1. QS 39 Azzumar ayat 1-2
Kitab (Al Qur'an ini) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur'an) dengan (membawa) kebenaran.Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
  1. QS 59 Al-Hasyr ayat 20-24
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itu lah orang-orang yang beruntung.
Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya.Barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.
Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dariapa yang mereka persekutukan.
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
  1. QS 2 Al-Baqoroh ayat 23, 24, 25
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.
Kesimpulan dari ketujuh surat dalam  ayat yang dibahas :
Bahwa sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan dari Allah Swt. Dan Allah Swt  yang akan memelihara kebenarannya. Bahwa Allah Swt memiliki Asma –Ul Husna, nama-nama yang baik untuk selalu dipuji Hamba Nya, karena memang kita sebagai hamba Nya harus memuji Nya karena ke Agungan dan Ke Muliaan Nya. Hanya Allah-lah yang patut di sembah dan di puji, karena hanya milik Allah Segala Puji.
Dan penghiburan dari Allah adalah :
kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.
QS 29 Al- Ankabut ayat 45
Bacalah ! apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Semua mahluk Allah tunduk patuh pada perintah Nya, bahkan Bumi pun patuh pada perintah Allah : Bumi pun patuh pada perintah Allah
QS 99. Az-Zalzalah ayat 1-5
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat),
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu)... kepadanya.
Hadist Nabi : Orang yang  paling berbahagia dengan syafaatku (pertolongan di hari kiamat) adalah orang yang mengucapkan laillaha illallah secara tulus ikhlas dari hatimya (HR.Muslim).

Memperbaharui keimanan :
QS 51 Adz- Dzaariyaat ayat 56
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
Mahluk-mahluk Allah:
Malaikat, manusia, jin , semua diciptakan Allah untuk beribadah dalam keimanan kepada Allah Swt.
Malaikat adalah mahluk Allah yang sangat patuh pada perintah Allah. Ibadahnya bersujud , bertasbih dan mengikuti segala printah Allah atas tugas-tugas mereka. Tugas malaikat : mendampingi manusia untuk mencatat amal baik maupun perbuatan buruk manusia.  Keimanan malaikat datar, artinya beriman tidak mengenal kufur, sedangkan manusia ada yang beriman, ada yang kafir, dan ada yang mendustakan firman Allah. Jin sama dengan manusia, ada yang beriman dan ada yang kafir.
Malaikat dan jin adalah mahluk gaib yang keberadaannya wajib kita imani, meski cara ibadah dan tugas yang di usungnya berbeda.
Jadi  “Muslim”  artinya orang yang  tunduk patuh pada aturan Allah. Berserah diri berbakti dan mengabdi kepada Allah Swt.
Iman- Islam-Taqwa :
Iman adalah keyakinan, Islam adalah tunduk patuh dan taat pada aturan Allah Swt, dan Taqwa artinya “takut”  , karena takut itulah manusia menjadi patuh dan taat pada aturan hidupnya, aturan/ ketentuan yang Allah berikan kepada manusia untuk dipatuhi. 

1.                 Iman
Ada 6 hal yang harus ( wajib) diimani oleh seorang Muslim :
  1. Beriman kepada Allah Swt
  2. Beriman kepada Rasull- Rosul  dan Nabi- Nabi Allah
  3. Beriman kepada Kitab Suci yang diturunkan Allah kepada Rosul-Rosul :
Tauret       :   Nabi Musa
Zabur        :   Nabi Daud
Injil           :    Nabi  Isa
      Al-Qur’an :   Nabi Muhammad Saw.
  1. Beriman kepada Malaikat
  2. Beriman kepada hari Akhirat
  3. Beriman kepada taqdir/qodo/qodar
2.      Islam
Ketika seorang  muslim sudah beriman, dan selalu memperbaharui keimanannya , maka konsekwensinya adalah punya kewajiban melaksanakan syareat Islam :
  1. Berikrar  Syahadat
  2. Melaksanakan solat
  3. Melaksanakan puasa
  4. Berzakat
  5. Menunaikan Ibadah Haji
Inilah Ajaran Islam;  tidak sulit dan tidak boleh dipersulit. Allah Swt menurunkan Al-Qur’an dengan jaminan Allah Swt akan memliharanya, Allah akan memudahkan untuk dipelajari., bagi orang-orang yang beriman, bagi orang-orang yang berakal, dan bagi orang-orang yang berilmu.
3.      Taqwa
Taqwa secara bahasa artinya “takut” . Tetapi takut kepada Allah Swt, bukan seperti takut kepada hantu. Takut kepada Allah adalah takut dengan rasa rindu, malu, (ajrih), Hormat, dan kita sangat membutuhkan.  Sebagai hamba Nya yang patuh dan taat, maka semua manusia yang beriman akan selalu mematuhi segala aturanNya.
QS 2 Al-Baqoroh ayat 103
Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.                                                                                   Jakarta, 04 Desembar 2012

 Hadits Ke-1
Niat
Dari Amirul Mu’minin, (Abu Hafsh atau Umar bin Khottob rodiyallohu’anhu) dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wassalam bersabda: ’Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang berhijrah karena Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi tujuannya (niatnya).’” (Diriwayatkan oleh dua imam ahli hadits; Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrohim bin Mughiroh bin Bardizbah Al-Bukhori dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusairy An-Naisabury di dalam kedua kitab mereka yang merupakan kitab paling shahih diantara kitab-kitab hadits)[1]
Kedudukan Hadits Materi hadits pertama ini merupakan pokok agama. Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Ada Tiga hadits yang merupakan poros agama, yaitu hadits Úmar, hadits Aísyah, dan hadits Nu’man bin Basyir.” Perkataan Imam Ahmad rahimahullah tersebut dapat dijelaskan bahwa perbuatan seorang mukallaf bertumpu pada melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Inilah halal dan haram. Dan diantara halal dan haram tersebut ada yang mustabihat (hadits Nu’man bin Basyir). Untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan dibutuhkan niat yang benar (hadits Úmar), dan harus sesuai dengan tuntunan syariát (hadits Aísyah).
Setiap Amal Tergantung NiatnyaDiterima atau tidaknya dan sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niatnya. Demikian juga setiap orang berhak mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya dalam beramal. Dan yang dimaksud dengan amal disini adalah semua yang berasal dari seorang hamba baik berupa perkataan, perbuatan maupun keyakinan hati.
Fungsi Niat
Niat memiliki 2 fungsi:
1. Jika niat berkaitan dengan sasaran suatu amal (ma’bud), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara amal ibadah dengan amal kebiasaan.
2. Jika niat berkaitan dengan amal itu sendiri (ibadah), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara satu amal ibadah dengan amal ibadah yang lainnya.
Pengaruh Niat yang Salah Terhadap Amal Ibadah
Jika para ulama berbicara tentang niat, maka mencakup 2 hal:
1. Niat sebagai syarat sahnya ibadah, yaitu istilah niat yang dipakai oleh fuqoha’.
2. Niat sebagai syarat diterimanya ibadah, dengan istilah lain: Ikhlas.
Niat pada pengertian yang ke-2 ini, jika niat tersebut salah (tidak Ikhlas) maka akan berpengaruh terhadap diterimanya suatu amal, dengan perincian sebagai berikut:
a. Jika niatnya salah sejak awal, maka ibadah tersebut batal.
b. Jika kesalahan niat terjadi di tengah-tengah amal, maka ada 2 keadaan:
- Jika ia menghapus niat yang awal maka seluruh amalnya batal.
- Jika ia memperbagus amalnya dengan tidak menghapus niat yang awal, maka amal tambahannya batal.
c. Senang untuk dipuji setelah amal selesai, maka tidak membatalkan amal.
Beribadah dengan Tujuan Dunia Pada dasarnya amal ibadah hanya diniatkan untuk meraih kenikmatan akhirat. Namun terkadang diperbolehkan beramal dengan  niat untuk tujuan dunia disamping berniat untuk tujuan akhirat, dengan syarat apabila syariát menyebutkan   adanya pahala dunia bagi amalan  tersebut. Amal yang tidak tercampur niat untuk mendapatkan dunia memiliki pahala yang lebih sempurna dibandingkan dengan amal yang disertai niat duniawi.
Hijrah
Makna hijrah secara syariát adalah meninggalkan sesuatu demi Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah artinya mencari sesuatu yang ada disisi-Nya, dan demi Rasul-Nya artinya ittiba’ dan senang terhadap tuntunan Rasul-Nya.
Dari yang tidak baik menjadi yang lebih baik dan benar!
Bentuk-bentuk Hijrah:     Ketiga bentuk hijrah tersebut adalah pengaruh dari makna hijrah.
1. Meninggalkan negeri syirik menuju negeri tauhid.
2. meninggalkan negeri bidáh menuju negeri sunnah.
3. Meninggalkan negeri penuh maksiat menuju negeri yang sedikit kemaksiatan.
Islam, Iman, dan Ihsan Dienul Islam mencakup tiga hal, yaitu: Islam, Iman dan Ihsan. Islam berbicara masalah lahir, iman berbicara masalah batin, dan ihsan mencakup keduanya.
Ihsan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari iman, dan iman memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari Islam. Tidaklah ke-Islam-an dianggap sah kecuali jika terdapat padanya iman, karena konsekuensi dari syahadat mencakup lahir dan batin. Demikian juga iman tidak sah kecuali ada Islam (dalam batas yang minimal), karena iman adalah meliputi lahir dan batin.Perhatian!
Para penuntut ilmu semestinya paham bahwa adakalanya bagian dari sebuah istilah agama adalah istilah itu sendiri, seperti contoh di atas.
Iman Bertambah dan Berkurang  Ahlussunnah menetapkan kaidah bahwa jika istilah Islam dan Iman disebutkan secara bersamaan, maka masing-masing memiliki pegerttian sendiri-sendiri, namun jika disebutkan salah satunya saja, maka mencakup yang lainnya. Iman dikatakan dapat bertambah dan berkurang, namun tidaklah dikatakan bahwa Islam bertambah dan berkurang, padahal hakikat keduanya adalah sama. Hal ini disebabkan karena adanya tujuan untuk membedakan antara Ahlussunnah dengan Murjiáh. Murjiáh mengakui bahwa Islam (amalan lahir) bisa bertambah dan berkurang, namun mereka tidak mengakui bisa bertambah dan berkurangnya iman (amalan batin). Sementara Ahlussunnah meyakini bahwa keduanya bisa bertambah dan berkurang.
Istilah Rukun Islam dan Rukun Iman Istilah “Rukun” pada dasarnya merupakan hasil ijtihad para ulama untuk memudahkan memahami dien. Rukun berarti bagian sesuatu yang menjadi syarat terjadinya sesuatu tersebut, jika rukun tidak ada maka sesuatu tersebut tidak terjadi.Istilah rukun seperti ini bisa diterapkan untuk Rukun Iman, artinya jika salah satu dari Rukun Iman tidak ada, maka imanpun tidak ada. Adapun pada Rukun Islam maka istilah rukun ini tidak berlaku secara mutlak, artinya meskipun salah satu Rukun Islam tidak ada, masih memungkinkan Islam masih tetap ada.
Demikianlah semestinya kita memahami dien ini dengan istilah-istilah yang dibuat oleh para ulama, namun istilah-istilah tersebut tidak boleh sebagai hakim karena tetap harus merujuk kepada ketentuan dien, sehingga jika ada ketidaksesuaian antara istilah buatan ulama dengan ketentuan dien, ketentuan dien lah yang dimenangkan.
Batasan Minimal Syahnya Keimanan
1. Iman kepada Allah.
Iman kepada Allah sah jika beriman kepada Rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, dan asma’ dan sifat-Nya.
2. Iman kepada Malaikat. Iman kepada Malaikat sah jika beriman bahwa Allah menciptakan makhluk bernama malaikat sebagai hamba yang senantiasa taat dan diantara mereka ada yang diperintah untuk mengantar wahyu.
3. Iman kepada Kitab-kitab. Iman kepada kitab-kitab sah jika beriman bahwa Allah telah menurunkan kitab yang merupakan kalam-Nya kepada sebagian hambanya yang berkedudukan sebagai rasul. Diantara kitab Allah adalah Al-Qurán.
4. Iman kepada Para Rasul.Iman kepada para rasul sah jika beriman bahwa Allah mengutus kepada manusia sebagian hambaNya  mereka mendapatkan wahyu untuk disampaikan kepada manusia, dan pengutusan rasul  telah ditutup dengan diutusnya Muhammad shallallaahu álaihi wa sallam.
5. Iman kepada Hari Akhir.
Iman kepada Hari Akhir sah jika beriman bahwa Allah membuat sebuah masa sebagai tempat untuk menghisab manusia, mereka dibangkitkan dari kubur dan dikembalikan kepada-Nya untuk mendapatkan balasan kebaikan atas kebaikannya dan balasan kejelekan atas kejelekannya, yang baik (mukmin) masuk surga dan yang buruk (kafir) masuk neraka. Ini terjadi di hari akhir tersebut.
6. Iman kepada Taqdir. Iman kepada taqdir sah jika beriman bahwa Allah telah mengilmui segala sesuatu sebelum terjadinya kemudian Dia menentukan dengan kehendaknya semua yang akan terjadi setelah itu Allah menciptakan segala sesuatu yang telah ditentukan sebelumnya.
Demikianlah syarat keimanan yang sah, sehingga dengan itu semua seorang berhak untuk dikatakan mukmin. Adapun selebihnya maka tingkat keimanan seseorang berbeda-beda sesuai dengan banyak dan sedikitnya kewajiban yang dia tunaikan terkait dengan hatinya, lesannya, dan anggota badannya.
Taqdir Buruk
Buruknya taqdir ditinjau dari sisi makhluk. Adapun ditinjau dari pencipta taqdir, maka semuanya baik.
Makna Ihsan
Sebuah amal dikatakan hasan cukup jika diniati ikhlas karena Allah, adapun selebihnya adalah kesempurnaan ihsan. Kesempurnaan ihsan meliputi 2 keadaan:
1. Maqom Muraqobah yaitu senantiasa merasa diawasi dan diperhatikan oleh Allah dalam setiap aktifitasnya, kedudukan yang lebih tinggi lagi.
2. Maqom Musyahadah yaitu senantiasa memperhatikan sifat-sifat Allah dan mengaitkan seluruh aktifitasnya dengan sifat-sifat tersebut.


MENGENAL ALLAH

Pada satu ketika ada seorang bertanya kepada Abu Bakar Assiddiq Radhiallahu ‘anhu, “Wahai shahabi, bagaimana Anda dapat mengenal Robbmu?” Abu Bakar menjawab, “Aku mengenal Robbku dengan perantaraan Robbku. Kalau tidak karena Robbku, aku tidak akan mungkin mengenal-Nya.” Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana Anda mengenal Robbmu?” Abu Bakar menjawab, “Apa yang tidak mampu dicapai adalah suatu penyampaian, dan meneliti zat Allah adalah kemusyrikan.”

Habluminallah









·          

·          


                            Hablumminannas
                       
Keterangan Ilustrasi :
Kedudukan  Jiwa
Allah swt di tempat yang tertinggi, di atas segala tempat dan keadaan yang tinggi, Jiwa manusia berada dalam alam semesta yang tak terhingga luasnya dalam genggaman kekuasaan Allah Swt. Ada hubungan fertikal antara jiwa ciptaan Nya dengan Sang Maha Pencipta (digambarkan dengan anak panah ke  arah atas), Hubungan jiwa manusia dengan Allah Swt terjalin melalui ibadah hingga tercapai kedekatan dengan Alla Swt (Makrifatullah). Tuntunannya Qurqn dqn hadis. Jiwa manusia juga punya hubungan ke arah horizontal, hubungan dengan sesama jiwa manusia (digambarkan dengan anak panah ke segala arah 360 derajat, mendatar). Hhubungan dengan sesama dalam bentuk muamalah sesuai fitrah manusia, aturan Allah yang menjadi  dasarnya adalah Qur’an dan Hadis. Semeasta alam yang digambarkan dengan sebuah wadah berupa silinder. Dua buah titik di dalam silinder diibaratkan dua buah jiwa ciptaan Allah  yang berada dalam alam semesta. Jiwa-jiwa itu bebas bergerak tanpa batas, namun Sang Maha Pencipta menurunkan sejumlah aturan (hukum) yang harus ditaati, yaitu Al-Qur’an, Konsekwensi dari sikap taat dan patuh atau ingkar akan diterimanya sesuai dengan jalan yang dipilihnya, Dan Allah sama sekali tidak menganiaya, dan sangat bijaksana Sesuai Asma Ul Husna (Al-Hakim), dengan perhitungan yang se Adil-adil-adilnya. (Al-Adl). Seseorang semakin mendekat dan taat pada Qur’an bagai titik dalam gambar tersebut yang semakin dekat kepada tiang dan mengarah keatas semakin mendekati ke pada Sang Khalik, karena senantiasa bedzikir,taqorub, mensucikan jiwa. Sedangkan kan mendekati sesama dengan berbuat amal soleh dan kebajikan. Maka arah panah yang seperti kaki segitiga merupakan lintasan posisi-posisi yang mungkin ditempuh oleh jiwa-jiwa yang berserakan di alam semesta. Semakin dekat dengan qur’an akan semakin dekat ke pusat lingkaran, Semakin dekat kepusat lingkaran dengan posisi menaik maka akan semakin dekat menuju Allah Swt. Ketika dua buah jiwa berlintasan dalam perjalanannya menuju Sang Khalik, maka pada suatu saat jiwa-jiwa itu akan sampai pada suatu titik X,Y,Z (karena dalam ruang dimensi, jadi koordinat nya tidak hanya X dan Y tetapi juga Z sebagai lintasan jiwa, dalam kehidupan ibadah bisa di ilustrasikan dengan tawaf)  yang sama, pada kondisi seperti itulah jiwa-jiwa itu saling beriringan, berdampingan.,seperti halnya ketika melaksanakan tawaf ketika berhaji. Dengan posisi seperti itulah sepasang jiwa akan sulit untuk saling berjauhan satu sama lain.. Seperti misalnya dua orang muslim yang punya visi dan misi yang sama, sama kesalehannya, sama tingkat iman dan taqwa-nya maka dua orang muslim itu secara alami akan memiliki jalinan persahabatan yang tulus. Mereka punya pemahaman  yang sama tentang kasih sayang (mahabbah) karena sama kesalehan nya juga akan membuat jalinan kasih sayang yang tulus dan kuat. Jiwa mereka punya posisi yang sama pada koordinat yang sama. (X yang sama atau Y yang sama, atau pada X danY yang sama (atau bahkan X,Y,Z yang sama) Posisi seperti itulah jiwa-jiwa menjadi sekufu. Dalam keadaan demikian terdapat nilai-nilai luhur hingga bisa membawa jiwa-jiwa itu pada derajat yang mulia di jalan Allah. Hal ini bisa terjadi antara jiwa perempuan dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki, atau terjadi pada sepasang jiwa laki-laki dan perempuan. Dimensi ruang dan waktu tidak akan membuat jiwa-jiwa itu terpisahkan, mungkin kondisi spiritual yang seperti ini  yang disebut “Jodoh Jiwa”. (kalau terjadi pada sepasang jiwa) Sekufu yang dimaksud dalam Al-Quran adalah seperti Firman Nya :
QS.49 Al-Hujarot, ayat 10
Sesungguhnya sesama mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah diantara mereka dan bertaqwalah supaya kamu mendapat Rahmat.
QS 24 An-Nur , ayat 26
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
Seperti ucapan Nabi Muhammad Saw. dalam Hadis Nabi:
Manusia akan dikumpulkan bersama dengan apa/siapa yang dicintai nya,, bersama dengan saudara-saudara sefikroh (pemikiran dan pergaulan yang sama. “ yang sama” maksudnya adalah orang yang baik bersama dengan orang  yang baik , orang yang beriman bersama orang yang beriman.  Orang yang  mencintai dunia bersama dengan orang yang mencintai dunia. Orang yang mencintai karena Allah akan bersama dengan yang mencintai karena Allah. Orang-orang yang mencintai karena Allah akan  ridho, mereka bertemu dan berpisahpun karena Allah.

Doa Robithoh
Dalam sebuah majelis / perkumpulan orang-orang yang berdakwah, ada sebuah doa yang dianjurkan untuk selalu dibacakan dalam doa sehari hari setelah selesai solat dalam salah satu waktu solat atau setiap waktu solat yang lima waktu. Didahului membaca :
QS 3 Al-Imron ayat 26-27
“Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.   Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."
Kemudian berusaha menghadirkan wajah-wajah para akhwat/ikhwan dalam benaknya dan merasakan adanya hubungan batin antara mereka, bersama dalam dakwah kemudian membaca doa yang artinya sbb:
“ Ya Allah sesungguhnya Maha Mengetahui    bahwa hati-hati ini  telah berkumpul untuk mencurahkan kecintaan kepada-Mu , dan berjanji setia untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam dakwah-Mu dan berjanji setia untuk membela syareat-Mu, maka perkuatkanlah ikatan pertaliannya. Ya Allah kekalkanlah kasih sayangnya , tunjukkanlah jalannya, dan penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dada kami dengan limpaham iman dan keindahan tawaqal kepada-Mu, hidupkanlah kami dengan Makrifat-Mu dan matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan Mu. Sesungguhnya engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong Amin. Semoga salawat dan salam selalu tercurah kepada Muhammad, keluarga dan semua sahabatnya. Amin
Benar dari Allah, segala yang salah dari hamba Nya.
         
TAUHID KAFFAH
Assalamu'alaykum Wr. Wb.

QS 2 Al-Baqarah,ayat 208
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semuanya kedalam Islam secara kaffah, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya dia itu musuh yang  nyata  bagimu."
                
                     Ayat diatas merupakan seruan, /perintah dan juga peringatan Allah yang ditujukan khusus kepada orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang mengakui Allah sebagai Tuhan satu-satunya dan juga mengakui Muhammad selaku nabi-Nya agar masuk kedalam agama Islam secara kaffah dan agar mau melakukan intropeksi diri, sudahkah kita benar-benar beriman didalam Islam secara kaffah ?  Allah memerintahkan kepada kita agar   berserah diri secara sesungguhnya, lahir dan batin tanpa syarat hanya kepada-Nya tanpa diembel-embeli hal-hal yang bisa menyebabkan ketergelinciran kedalam kemusryikan. Bagaimanakah jalan untuk mencapai Islam Kaffah itu? sesungguhnya  Al-Qur'an memberikan jawaban kepada kita :
QS 8 Al-Anfaal, ayat  20
Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlahkamu berpaling darinya, padahal kamu mengerti”
Allah Swt  telah menyediakan  sarana kepada kita untuk mencapai Islam yang kaffah, melalui ketaatan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya serta tidak berpaling dari garis yang sudah ditetapkan. Taat kepada Allah dan Rasul ini memiliki aspek yang sangat luas, akan tetapi bila kita mengkaji Al-Qur'an secara lebih mendalam lagi, kita akan mendapati satu intisari yang paling penting dari ketaatan terhadap Allah dan  para utusan-Nya, yaitu melakukan Tauhid secara benar.Tauhid adalah peng- Esa-an kepada Allah. Bahwa kita mengakui Allah sebagai Tuhan  Yang Maha Pencipta yang tidak memiliki serikat ataupun sekutu didalam zat dan sifat-Nya sebagai satu-satunya tempat kita melakukan pengabdian, penyerahan diri serta ketunduk patuh-an secara lahir dan batin.
QS 112 Al-Ikhlash ayat  1-4
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, " Allâh tempat bergantung. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada bagi-Nya kesetaraan dengan apapun.
QS 65. At-Thalaq 2-3
"Yang demikian itu adalah nasehat yang diberikan terhadap orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, karena barang siapa berbakti kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan bagi mereka satu pemecahan; dan Allah akan mengkaruniakan kepadanya dari jalan yang tidak ia sangka-sangka; sebab barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadi pencukupnya. Sesungguhnya Allah itu pelulus urusan-Nya, sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap sesuatu."

Bukankah hampir semua dari kita senantiasa hapal dan  membaca ayat dibawah ini dalam doa iftitahnya ? (Dalam solat )

QS 6 Al-An'aam, 162-163
"Sesungguhnya Sholatku, Ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan sekalian makhluk, tiada serikat bagi-Nya, karena begitulah aku diperintahkan."
QS 3 Al-Imron, ayat 19
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
QS 3 Al-Imron, ayat 84
Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri."
QS 3 Al-Imron, ayat  85
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
QS 3 Al-Imron, ayat 86
Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keterangan pun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang dzalim.
QS 3 Al-Imron, ayat  89
kecuali orang-orang yang tobat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS 3 Al-Imron,ayat 102
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
OS 2 Al-Baqoroh ayat 208
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN NYA
 Idealnya jika seseorang menjadi muslim hendaknya kaffah. Artinya muslim secara total. Muslim jasmaninya, muslim hatinya dan muslim pikirannya, muslim sikapnya, muslim perangainya., nuslim ahklaknya.Juga muslim ketika di rumah, ketika di kampus, ketika di pasar, ketka di mesjid dan di mana pun dia berada. Selanjutnya muslim ketika beribadah dan ketika bermaamallah, muslim pada jalur hablumminnallah dan hablumminannas.Menjadi muslim yang kaffah seperti itu tidaklah mudah. Tingkat kesulitannya pun berbeda-beda antar yang satu dengan yang lainnya. Banyak hal yang turut berperan, terutama lingkungan di mana mereka berada. Karena itu ada yang bisa mencapainya dengan cepat, ada yang sedang, ada yang lambat ada yang sangat lambat, tergantung kegigihan upaya mereka untuk mencapainya, Tetapi Allah sangat menghargai upaya mereka sekecil apapun. Allah Maha mengerti atas segala sesuatu. Tentu akan lebih tinggi nilai juang seseorang ketika berjuang dalam tingkat kesulitan yang tinggi dibanding orang yang sudah berada pada lingkungan yang kondusif islami. Akan lebih sulit jika berjuangnya sendirian, tanpa keluarga yang mendukung. Inilah yang kemudian membuat kaum muslimin berbeda-beda. Ada yang beribadah tapi bodoh, ada yang kaya tetapi kikir, ada yang pintar tapi sombong ada yang senang memberi tetapi miskin,dan seterusnya. Bahkan  saat ini kita jarang sekali menemukan muslim yang kaffah, sempurna kemuslimannya, Betapa sulit kita melaksanakan apa yang Rosullullah anjurkan, selalu saja ada cacat dan kelemahannya. Kembali lagi kepada yang Maha Berkehendak, Allah memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki. Kepada Nya segala urusan dikembalikan. Innallaha turja’uul umur, Satu-satunya seorang Muslim yang kaffah adalah Rosullulloh. Namanya juga contoh, teladan, jadi Allah menciptakan seorang teladan itu sempurna dengan segala kekurangannya sebagai manusia. Beliau manusia biasa, punya rasa sedih bila bertemu kesulitan, punya rasa sedih  ketika didholimi orang, punya rasa kesal ketika salah seorang isterinya menjelek-jelekan isterinya yang lain ketika mereka saling cemburu dan sulit didamaikan. Tetapi Allah selalu memberinya solusi ketika masalah itu datang. Solusinya pada saat itu berupa wahyu yang berlaku tidak hanya untuk beliau, tetapi untuk seluruh  hamba-hamba Nya yang memilih jalan hidupnya dalam Islam. Kita harus terus menerus belajar.Tidak saja dalam arti menuntut ilmu, tetapi juga belajar dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Seorang muslim harus mencari lingkungan yang kondusif yang dapat mendukung peningkatan keislaman kita. Seorang muslim harus memilih sahabat yang baik, sekolah yang baik, pekerjaan yang baik, isteri atau suami yang baik, tempat tinggal yang baik bahkan pakaian yang baik. Untuk itu jamaah adalah suatu kebutuhan. Dengan berjamaah, kita memiliki orang-orang yang dapat mengingatkan kita jika kita keliru, dan memberi dorongan bila kita tak bersemangat,Ketika seseorang sedang berproses, ia tidak bisa dinilai ”si fulan orang soleh dan si Jail orang fasik”.sebab manusia bisa berubah setiap saat. Yang kurang baik hari ini,besok bisa menjadi baik.Yang sudah baik hari ini, besok bisa menjadi lebih baik lagi.Proses menjadi lebih baik lagi harus terus berlangsung  seumur hidupnya. Karena itu kita tidak boleh menghina/mencemooh orang yang hari ini kurang baik, kita tidak boleh mencemooh, merendahkan, menghina seseorang, karena boleh jadi orang yang kita hina , besok akan menjadi orang yang lebih baik dari kita. Maka , berproseslah untuk menjadi muslim yang kaffah!  Betapapun sulitnya mencapai tingkat kaffah, apabila tekad seseorang kuat untuk meraih itu, Insya Allah, Allah  akan menolongnya. Allah akan memudahkan dan memberi jalan pada orang yang ingin berbuat kebaikan, Allah akan memberi ketenangan dalam perjuangan seorang hamba yang keyakinannya sangat kuat bahwa Allah akan menolongnya. Berserah diri lah setelah segala jalan yang ditunjukkan Allah telah kita tempuh, Berserah diri lah secara total ketika upaya sudah kita jalankan, ini yang namanya “tawaqqal”.     
 Bandung, 1 Muharram 1429 / Desember 2007  .

PENUTUP
Karya tulis yang sudah lama tersimpan, terinspirasi ketika kita berjumpa lagi setelah 27 tahun tidak bertemu., dan lima tahun tersimpan......, Atas ijin  Allah tentu nya kalau tulisan ini baru sampai di tanganmu lima tahun kemudian.
Semoga bukan hanya sekedar bacaan , tetapi sebagai telaah yang bias kita ambil pembelajaran di dalamnya, dan hikmah besar untuk kehidupan kita kedepan Nya.
            Semoga Allah Swt. Limpahkan Rahmat, Barkah Nya pada kita sekalian.Amiiin, amiiin, amiiin YRA.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar