QS 21 Al-anbiya ayat 92
Sesungguhnya (agama tauhid) ini
adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah
Aku.
إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا
رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
IDENTITAS MUSLIM
Seseorang yang telah
mengikrarkan syhadat akan memiliki identitas dan karakter diri yang jelas dan
kokoh. Ia menjadi sebuah pribadi yang spesifik dan segera terbedakan dengan
yang lain. Seseorang yang berikrar syahadat akan tercelup dalam warna ketuhanan dan
kenabian dalam segala aktivitas kehidupannya.
Keimanan
diikrarkan dengan kalimat syahadat akan
membuahkan karakter diri, sebagaimana manusia dengan beranek ragam ideologinyaakan
memiliki batasan-batasan identitas yang jelas dan membedakan mereka dari yang
lain. Seseorang terwarnai oleh ideology kapitalisme akan melahirkan
pandangan,sikap hidup dan tingkah laku yang sesuai dengan prinsip kebendaan.
Demikian pula jika jika seseorangterwarnai oleh ideology sosialisme atau
komunisme akan melahirkan pandangan, sikap hidup dan tingkah laku yang khas
yang sesuaituntunan ideology tersebut.
Kalimat Syahadat melahirkan
pandangan, sikap hidup dan perilaku yang Robbani. Cara berfikir, sudut pandang,
cara merasakan, , cara menikmati, sampai pada hal-hal praktis aplikatif dalam
kehidupan , seperti : perkataan, perbuatan, penampilan dan selera,
akanterwarnai dalam keimanan kepada Allah. Inilah identitas yang sangat jelas
dan kuat pada setiap orang yang mengikrarkan syahadat.
MENDATANGKAN
KEBAHAGIAAN HAKIKI
Kalimat
syahadat akan memberikan kebahagiaan hakiki kepada setiap orang yang
mengikrarakannya.Kebahagiaan adalah masalah hati dan cara merasakan kehidupan.
Tanpa
dibimbing oleh iman yang terungkap dalam ikrar syahadat , seseorang akan
cenderung memiliki hati yang tidak mengenal batas kebutuhan, perasaan serba
tidak puas dengan segala yang dimiliki, serta merasa serba kurang dalam
kelimpahan harta dan sarana yang ada.
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah berkata : “ Tidak ada kebahagiaan dan kenikmatan sempurna
bagi hati, kecuali dalam mencintai Allah
(mahabbatullah) dan taqorub kepada Allah dengan hal-hal yang
dicintai Nya. Mahabbatullah (Mencintai Allah) tidak mungkin terwujud kecuali
dengan berpaling dari yang dicintai selain Nya, inilah hakiki la illaha illallah. Ia adalah agama
Ibrahim Al-Khalil, juga agama semua nabi dan rosul”
Demikianlah
, kebahagiaan hakiki menjadi milik orang yang berikrar syahadat , karena mereka
telah memilih jalan yang benar.
QS 2 Al-Baqoroh ayat 138
Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah?
Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.
Catatan
Sibgatullah adalah
celupan Allah Swt. pada setiap pribadi mukmin.
QS 12 Al-Ikhlas ( Pokok Ajaran Islam : Meng – Esa- kan Allah
Swt )
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha
Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan
tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
Kronologis Kajian
Confidential
Saudaraku,
Berawal
dari kesadaran akan kewajiban sebagai seorang Muslim, maka program ini
terwujud, atas ijin Allah Swt, tentunya. Sabda Nabi : Sampaikanlah apa-apa
yang dariku walau satu ayat .
Kronologisnya
berupa petunjuk Allah Swt ( Saya mengartikan begitu) , ketika suatu hari
sampai di tanganku sebuah buku berjudul
: “
Syhadat Mematahkan Salibku”
Perasaan
itu sudah lama kuabaikandan
kuterlantarkan
dalam titian hari dan pendakian jiwaku dalam menggapai “Ridho Allah”.Aku tak
mengerti, mengapa kajaiban itu selalu terjadi, dan hampir aku mengatakan : “ Ah
Tuhan....mengapa Kau selalu mengajakku
bercanda”?
QS 2 Al-Baqoroh ayat 186 :
Dan
apabilahamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila
ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Cilacap 28 Nopember 2012,
(Lima tahun setelah kunjungan kehormatan itu
terjadi.) , Terima kasih ya
Allah, atas tugas mulia ini. Aku mohon ampunan andai aku tak dapat mengerti
maksud Mu. Semoga saja Allah Swt, tidak akan pernah meninggalkanku. Amiin
QS
3 Al-Imron ayat 8
“Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah
Engkau beri petunjuk
kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau;
karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
Maha
Benar Allah dengan Segala Firman Nya.
|
Kepada Saudaraku
Seiman,
Materi Kajian
Islam ini
disusun dalam rangka memenuhi kewajibanku
sebagai “penyampai” , sudah
membuat kesepakatan /dengan pembimbing kami ( Murrobi) untuk mengisi materi
dengan kajian-kajian “keimanan” dalam
Program Tarbiyah Jarak Jauh, Terencana-Terpantau dan Berkesinambungan
.
Semoga Allah Swt, melimpahkan Rahmat Nya pada
keluarga kita sekalian, Amin
Bila ada yang salah/ tidak jelas, mohon dikoreksi, agar kajian ini bermanfaat . Wabillahi taufik wal hidayah,
Assalamualaikum,Wrwb.
Jakarta, Januari
2013
Disausun Oleh : Erna Garnasih, S.Si
Dari Team
PembinaanMuallaf (an. KH. Yusuf Ismail Al-Hadid)
Wilayah
:Karangmojo, Gunungkidul-Wonosari DIY.
I.
PENDAHULUAN
Assalamualaikum, Wrwb.
Solawat dan salam semoga
dicurahkan kepada Jungjunan kita Nabi Besar Muhammad Saw. Keluarganya , sahabat, kerabat, dan
orang-orang soleh semoga kita beserta di dalamnya, Amiin.
TAUHID
Perintah berdakwah mengajak manusia ila robbika, kepada Tuhanmu, dikaitkan dengan larangan syirik.Hal
ini semakin memperjelas rumusan tujuan utama dalam dakwah,yakni semata-mata
mengajak manusia kepada Allah tanpa mempersekutukan dengan sesuatu apapun.
QS 13 Ar- Ra’d ayat 36 - 37 :
Katakanlah: "Sesungguhnyaakuhanyadiperintahuntukmenyembah
Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu
pun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali".
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Qur'an itu sebagai
peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab.Dan seandainya kamu mengikuti hawa
nafsu mereka setelahdatang pengetahuan kepadamu, makasekali-kali tidak ada pelrindungan
dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.
Proses
dakwah harus senantiasa terjaga kemurniannya, menyeru kepada Allah Swt. Pada
bagian lain Allah Swt menggambarkan tujuan utama dakwah sebagai ila sabili robbika , sebagaimana dalam firman Nya QS 16 An-Nahl ayat 125 :
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.SesungguhnyaTuhanmu Dialah yang lebih mengetahu itentang siapa yang
tersesat darijalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.
Menyeru manusia kepada Jalan Tuhan , bukan jalan-jalan yang lain sebab hanya
jalan Allah yang lurus. Allah Swt menghendaki umat dibawa menuju jalan yang
satu, jalan Allah, jalan ketuhanan, yang akan menyelamatkan manusia.
QS 16 An-Nahl ayat 36 :
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu",
maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada
pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah
kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul).
MENYERU KEPADA KEBAIKAN
QS 16 An-Nahl 125-128
125. Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.
126. Dan jika kamu
memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang
ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang
lebih baik bagi orang-orang yang sabar.
127. Bersabarlah (hai
Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan
janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu
bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.
128.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang
berbuat kebaikan. 16.07.09
BERTAQWALAH KEPADA ALLAH SWT DAN JANGAN BERCERAI BERAI
QS 3 Al-Imron ayat 102-109
102. Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
103. Dan berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan
ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
104. Dan hendaklah ada di
antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
105. Dan janganlah kamu
menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang
keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat
siksa yang berat,
106. pada hari yang di
waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram.
Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan):
"Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab
disebabkan kekafiranmu itu".
107. Adapun
orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah
(surga); mereka kekal di dalamnya.
108. Itulah
ayat-ayat Allah, Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah
Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya.
109. Kepunyaan
Allahlah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah
dikembalikan segala urusan. 16.07.09
Dengan demikian, seluruh
aktivitas dakwah dari masa ke masa hingga akhir jaman kelak , telah disatukan
oleh kesatuan tujuan utama, yang mengajak manusia kepada Allah Swt, dengan
hanya menyembahNya tanpa mempersekutukan
dengan ilah-ilah yang lain.
IDENTITAS MUSLIM
Seseorang yang telah
mengikrarkan syhadat akan memiliki identitas dan karakter diri yang jelas dan
kokoh. Ia menjadi sebuah pribadi yang spesifik dan segera terbedakan dengan
yang lain. Seseorang yang berikrar syahadat akan tercelup dalam warna ketuhanan dan
kenabian dalam segala aktivitas kehidupannya.
Keimanan
diikrarkan dengan kalimat syahadat akan
membuahkan karakter diri, sebagaimana manusia dengan beranek ragam ideologinyaakan
memiliki batasan-batasan identitas yang jelas dan membedakan mereka dari yang
lain. Seseorang terwarnai oleh ideology kapitalisme akan melahirkan
pandangan,sikap hidup dan tingkah laku yang sesuai dengan prinsip kebendaan.
Demikian pula jika jika seseorangterwarnai oleh ideology sosialisme atau
komunisme akan melahirkan pandangan, sikap hidup dan tingkah laku yang khas
yang sesuaituntunan ideology tersebut.
Kalimat Syahadat melahirkan
pandangan, sikap hidup dan perilaku yang Robbani. Cara berfikir, sudut pandang,
cara merasakan, , cara menikmati, sampai pada hal-hal praktis aplikatif dalam
kehidupan , seperti : perkataan, perbuatan, penampilan dan selera,
akanterwarnai dalam keimanan kepada Allah. Inilah identitas yang sangat jelas
dan kuat pada setiap orang yang mengikrarkan syahadat.
MENDATANGKAN
KEBAHAGIAAN HAKIKI
Kalimat
syahadat akan memberikan kebahagiaan hakiki kepada setiap orang yang
mengikrarakannya.Kebahagiaan adalah masalah hati dan cara merasakan kehidupan.
Tanpa
dibimbing oleh iman yang terungkap dalam ikrar syahadat , seseorang akan
cenderung memiliki hati yang tidak mengenal batas kebutuhan, perasaan serba
tidak puas dengan segala yang dimiliki, serta merasa serba kurang dalam
kelimpahan harta dan sarana yang ada.
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah berkata : “ Tidak ada kebahagiaan dan kenikmatan sempurna
bagi hati, kecuali dalam mencintai Allah
(mahabbatullah) dan taqorub kepada Allah dengan hal-hal yang
dicintai Nya. Mahabbatullah (Mencintai Allah) tidak mungkin terwujud kecuali
dengan berpaling dari yang dicintai selain Nya, inilah hakiki la illaha illallah. Ia adalah agama
Ibrahim Al-Khalil, juga agama semua nabi dan rosul”
Demikianlah
, kebahagiaan hakiki menjadi milik orang yang berikrar syahadat , karena mereka
telah memilih jalan yang benar.
QS 2 Al-Baqoroh ayat 138
Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah?
Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.
Catatan
Sibgatullah adalah
celupan Allah Swt. pada setiap pribadi mukmin.
II.
ISI
QS 12 Al-Ikhlas ( Pokok Ajaran Islam : Meng – Esa- kan Allah
Swt )
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha
Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan
tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
Islam adalah agama Ilmu
· Ilmu
Jika
seseorang berbicara tentang Islam, maka ia harus berbicara tentang Ilmu. Karena
Islam adalah agama Ilmu, agama yang segala sesuatunya bersumber dari Ilmu.
Meng–Esa- kan Allah dengan ilmu. Beribadah dengan Ilmu. Mencintai Allah dengan
Ilmu. Berkehidupan
akan menjadi mulia dengan ilmu. Berahlak mulia dengan ilmu. Berkasih sayang
dengan Ilmu. Dan sumber dari segala Ilmu adalah Al-Qur’an, Wahyu
Allah. Ilmu untuk nutrisi otak, sedangkan agama untuk nutrisi jiwa.
Dan
kedua-duanya sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkambangan intelaktual
dan spiritual yang seimbang. Untuk mencapai Insan Kamil kafillah fil Ard.
Menjadi
manusia yang sempurna sesuai fitrah Nya, sehingga pada akhir hayatnya dia
mencapai seperti yang diserukan Allah dalam
Qur’an Surat 89
Al-Fajar ayat 26-30
Hai jiwa-jiwa yang tenang, yang ridho dan diridhoi Allah,
kembalilah kepada Tuhan Mu dengan
hati yang ridho dan diridhoinNya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba
Ku. Dan masuklah ke dalam Sorga Ku.
Sedangkan kemuliaan
dan keridhoan Allah, dapat dicapai
seseorang dengan ketaqwaan dan mencari
Ilmu. Baik ilmu agama maupun sains. Yakinlah bahwa ilmu, dan iman akan membawa seseorang
ke derajat yang lebih tinggi sesuai janji Allah Swt. QS 58 Al-Mujadilah ayat 11 :
Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
Surat
Al-qomar berjumlah 50 ayat, empat ayat berbunyi sama, maksudnya adalah : Allah
Swt berulang-ulang menjelaskan bahwasnya Allah Swt telah memudahkan Al-Qur’an
untuk dipelajari, maka pelajarilah, fahamilah, dan imani lah!
Qur’an
Surat 54 Al-Qomar ayat : 17,23,32,40
Dan
sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?
Ketetapan
/Aturan Allah telah jelas dan nyata. Setiap anjuran Allah adalah ujian bagi
orang-orang yang beriman. Dan hanya bagi orang-orang yang beriman – lah ujian
dan larangan itu berlaku. Berilmu dan beriman. Bila manusia hanya berilmu saja, tidak disertai iman, maka
ilmunya itu akan membawa manusia kepada kesombongan. Maka berilmu dan beriman
adalah satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan untuk mencapai kemuliaan dalam
menggapai “ridho Allah”. Beriman saja tanpa ilmu bagai orang berjalan di lorong
gelap, punya tujuan tetapi tidak tahu jalan yang harus ditempuh. Allah
menurunkan Al-Quran sebagai PETUNJUK BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN. Maka
sebagai orang yang beriman menjadikan Al-qur’an sebagai pedoman hidup dan ilmu
yang harus dipelajari adalah sebuah keniscayaan. Kita tidak bisa hanya
mengucapkan kata-kata beriman saja tanpa mempelajari Al-Qur’an untuk difahami
dan dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Al-Qur’an sudah lengkap
segala anjuran Allah, larangan maupun hukum-hukum Islam yang apabila dijalankan
akan membawa keselamatan di dunia maupun diakhirat kelak.
·
Khobar
Khabar artinya berita.
Allah Swt menurunkan berita/ khabar untuk manusia. Berita itu harus diketahui
maknanya. Untuk mengetahui maknanya, maka berita harus dibaca!
· Iqro!
Mari kita memulainya dengan “Iqro!”. Wahyu pertama yang diturunkan
Allah Swt kepada Muhammad adalah perintah : “Baca!”
QS 96 Al-A’laq
Bacalah ! dengan
(menyebut) namaTuhanmu Yang menciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah.Bacalah! Dan Tuhanmu
lah Yang Maha Pemurah Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
·
Amal
Amal adalah perbuatan/ pekerjaan manusia dalam aktivitas
sehari-harinya. Seorang manusia sejak bayi sampai dewasa, akalnya merekam apa
yang dia lihat, dia rasakan, dia dengar dan dianalisa dengan akalnya.
Perkembangan kepribadian seseorang berawal sejak dalam buaian.Berkembang sesuai
peristiwa demi peristiwa dalam kehidupannya. Seorang anak yang dilahirkan dalam
keluarga yang sudah mengamalkan syareat Islam dengan kaffah, maka sejak dini ,
anak itu sudah mendengar, melihat dan menganalisa segala sesuatu yang orang
tuanya amalkan. Setiap bayi dilahirkan “muslim”, seperti dalam ayat terdahulu,
bahwa sejak dalam kandungan sebuah ruh sudah bersaksi pada Allah Swt.
QS 7 Al-A’raf ayat
172
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah
Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan
kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu
tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Proses pembentukan pribadi mukmin
·
Ilmu- Amal-Iman- Islam- Ikhsan
Seorang manusia adalah sebuah kepribadian yang mulai
terbentuk sejak dalam asuhan seorang
ibu. Apa yang dia terima dari ibu berupa ucapan, penglihatan, pendengaran akan
menjadi goresan awal di dalam akal fikirnya. Bila yang memomongnya seorang
Muslim, maka Insya Allah yang terbentuk/terekam dalam akal fikir anak itu
adalah kepribadian Islam. Tetapi apabila seorang anak tumbuh kembang dalam
genggaman seorang Kristen/non muslim........, akankah pribadi muslim itu
tiba-tiba melekat dalam dirinya?, jadi amal perbuatan yang dilakukan sesorang
tergantung Ilmu yang ia miliki/peroleh dalam proses tumbuh kembangnya. Dari
Ilmu menjadi Amal, maka .......Iman pun akan tertanam sejak dini apa yang dia peroleh
dari perkembangan hidupnya. (Kalau lingkungan “kristen” mungkinkah tiba-tiba
dia bisa berkepribadian muslim? Tidak kan?...., Ilmu-Amal- Iman, akan tumbuh sesuai dari awal dia dapatkan.
Nah.....kalau yang dikehendaki sebuah pribadi muslim....., apakah mungkin dari
keseharian non muslim bisa tumbuh tiba-tiba menjadi muslim??? Untuk menjadi
Islam, tentu harus berangkat dari Islam juga. Maka seperti hadist Nabi bahwa
seorang bayi lahir suci dan “muslim” (QS
7Al-Araf ayat 172), orang tua nyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasroni
atau Majusi.
Allah Swt. menurunkan Al-Qur’an
sebagai ”petunjuk “ bagi manusia .(
Hudan linnas), maka untuk menjadi muslim, Allah Swt memberi petunjuk kepada
manusia melalui Al-Qur’an, Jadi Ilmu-Amal-Iman-
Islam- Ikhsan akan terbentuk dalam diri seseorang pasti melalui
proses, nah semoga saja bagi kita yang sudah bisa baca Al-Qur’an, untuk menjadi
muslim yang Kaffah pasti harus baca Al-Qur’an. Karena aturan Allah Swt di
turunkan berupa wahyu kepada nabi Muhammad Saw, melalui jibril, kemudian di
bukukan sesuai urutan yang Nabi Muhammad Saw, perintahkan. Pada awalnya
Al-Qur’an di hafal oleh para sahabat, para tafidz, pada jaman pemerintah
Usman,barulah di proses menjadi kitab/buku dengan proses yang membutuhkan
ijtihad besar ( perenungan, pertimbangan baik-buruknya, tetapi Allah Swt telah
berjanji bahwa Allah Swt – lah yang akan memeliharanya (memelihara
kemurniannya). Proses pembukuan Al-Qur’an menjadi disiplin ilmu sendiri yaitu “ Ulumul Kitab”
Al-Qur’an seperti halnya Kitab Undang-Undang 45 , Hukum yang
dituliskan yang “global” nya, kemudian para ulama pada jaman sahabat, mulai
merinci (dengan ilmunya tentu) dan membagi isi Al-Qur’an menjadi 3 bagian :
Yaitu : 1. Aqidah 2.Syariat. 3 Tasauf
Hadist ke 2 ;
Arti hadits / ترجمة الحديث
:
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang
laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam,
tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun
diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu
menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku
tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam
adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah,
dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata:
“ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang
membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu
beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada
takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda
benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “.
Lalu beliau bersabda: “
Ihsan” adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika
engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “
Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “
Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan
aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba
melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada,
miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan
bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian
beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku
berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia
adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.
(Riwayat Muslim)
Kedudukan Al-Qur’an
dan
Hadist :
Al-Qur’an : Turun
dalam bentuk “wahyu” melalui
malaikat Jibril
Hadist : Ucapan,
perkataan dan perbuatan Nabi
muhammad Saw, sebagai ahlakul karimah ( Ahlak yang
mulia)’ Kajian tentang hadist pun menjadi disiplin ilmu tersendiri yang membutuhkan waktu
apabila fahami, didalami dan dihayati.Hadist
menguatkan ayat. Karena biasanya ayat turun terlebih dahulu, kemudian Nabi
muhammad saw mencontohkannya dalam kehidupan sehari-hari.
KAJIAN 1
Mapping Ajaran
Islam
Al-Qur’an adalah panduan hidup orang Islam ,
artinya siapa yang mengaku dirinya seorang Muslim, maka konsekwensinya adalah
harus tunduk patuh pada aturan Allah Swt, sedangkan aturan Allah Swt itu
diturunkan melalui wahyu yang disampaikan melalui malaikta jibril kepada Nabi
muhammad Saw. Panduan Orang-orang Islam adalah Al-Qur’andan Hadist
Apa saja isi
Al-Qur’an?
Isi Al-Qur’an : 1. Aqidah
2. Syariah
3. Tasauf
1. Aqidah
Akidah adalah keyakinan/keimanan
seseorang setelah qalbunya mengakui bahwa tiada Tuhan yang patut disembah
kecuali Allah Swt. Jadi segala sesuatu langkahnya dan keputusannya selalu tunduk patuh pada aturan Allah, sehingga nafsu/keinginannya terkalahkan.
Sedangkan perilaku, ahlak, budi pekerti, kahalusan bahasa ada yang kita
contoh, yaitu Nabi Muhammad Saw, sebagai Rosulullah l terakhir (Yang sebelumnya telah diutus pula rasul-rasul, yang
juga didustakan oleh kaumnya.) Dasarnya
sama, yaitu Cinta.
Kehidupan bersosial
dalam Islam adalah kasih sayang atau “cinta”
2. Syareat
Syareat artinya hukum/ketentuan/ aturan. Aturan yang diturunkanke pada
manusia dari Allah selama 23 tahun secara perlahan-lahan sesuai kejadian demi
kejadian / kasus dalam kehidupan sehari-hari. Disampaikannya kepada Nabi
Muhammad melalui malaikat Jibril.makanya mengapa bahasa di dalam Al-qur’an
selalu ada kata : “ Sampaikanlah (Muhammad) karena pesan itu untuk manusia, agar
disampaikan oleh Muhammad kepada ummatnya, mulai saat itu
sampai akhir jaman.Khusus untuk “Syareat”, para sohabat, para ulama di jaman setelah rasul wafat, mereka “berijtihad” (berfikir) mengenai rincian yang harus dijelaskan dari
Al-Qur’an secara detailnya untuk disampaikan kepada umat
Islam). Jadi aturan pokoknya didalam Al-Quran, sedangkan “rinciannya” adalah berijtihad.
Sampai sekarang kitab-kitab penulisan-penulisan karya ulama tetap sebagai penjelasan rincian dari Al-Qur’an disebut” Kitab Kuning” .Untuk seluruh dunia Islam, termasuk negeri Barat yang Islam dan beriman,
panduan ibadah dan muamallahnya sama, dari hasil ijtihad para Ulama
terdahulu.(Penentuan Hukum Kehidupan/Fikih, tata cara ibadah dlsb, dijelaskan
dalam KITAB FIKIH, sedangkan asal-usul/penentuan hukum, tetap berkembang sepanjang masa sesuai jaman. Aqidah Islam adalah suatu keyakinan
yang dianut orang-orang Islam , dan
makna keyakinan itu selalu tetap , tidak berubah, sedangkan
ketentuan hukum adalah hukum syareat yang di “analog”
kan sesuai perkembangan jaman. Contoh Syarat
melakukan solat dijamaatau diqosor:
Misalnya :
Solat boleh dijama atau diqosor apabila seseorang melakukan perjalanan jauh
sepanjang 90 km, yang membutuhkan waktu beberapa puluh jam perjalanan kalau
ditempuh dengan jalan kaki.(jaman dahulu)
Tetapi dengan perkembangan jaman perjalanan jauh itu dapat ditempuh
dalam 2 jam dengan berkendaraan mobil, maka aturan solat dijama atau diqosor
menjadi “tidak berlaku”. Solat dilakukan dengan cara normal karena pada saat
waktu solat tiba, kita sudah berada di tempat tujuan.. Nah persoalan seperti itu, adalah kewajiban para pemikir Islam/ Ulama untuk
menjelaskannya kepada kita kaum awam,status hukum perbuatan/amal/
pekerjaan yang kita lakukan itu (sehari-hari.)
3.Tasauf
Tasauf itu adalah ” management hati” dan hamba Allah bersikap/ berahlak kepada Allah Swt. Ini dijelaskan juga
dalam buku “tasauf”. Jadi hamba-hamba Allah Swt, bila ingin menjadi manusia
yang dicntai Allah, maka hamba-hamba Allah Swt itu harus mendekatkan diri kepada Allah, sederhananya : “ Apa sih maunya Allah, agar kita
disayang/dicintai Allah? “ Mungkin hanya berlaku bagi orang yang beriman, yang
benar-benar ingin menjadi manusia yang dicintai Allah.Swt
KAJIAN 2
TAUHID
Menjadi Manusia
Baru
(1)
Agama Islam adalah
agama wahyu, agama langit, yaitu agama yang diturunkan Allah dari langit
melalui nabi Nya. Wahyu disampaikan kepada nabi Muhammad Saw. melalui malaikat JIBRIL.
Agama langit itu ,
agama yang Allah turunkan di jamannya kitab-kitab terdahulu sebelum Al-Qur’an.
Semua sama, agama yang lurus, agama yang menyembah Tuhan Yang Satu, Agama Yang Meng-Esakan
Tuhan atau disebut MONOTHEISME
Bagaimana kitaakan mengetahui pesan
Tuhan kalau kita sebagai mahlukNya, sebagai hamba Nya tidak membaca
firman-firman Nya!
Wahyu Pertama , lima ayat pertama dari
surat Al-A’LAQ
Bacalah ! dengan (menyebut) namaTuhanmu Yang menciptakan,
Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah! Dan Tuhanmu lah Yang Maha Pemurah
Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (
Perintah membaca ini BUKAN KEPADA ORANG ISLAM SAJA, tetapi kepada seluruh
manusia yang diciptakan
Allah. Apakah kita termasuk yang diciptakannya???.......( silahkan jawab sesuai
hati nurani, apakah kita ingin yang termasuk didalamnya? Atau kita bukan mahluk
ciptaan Nya?)
QS 38, As-shad ayat 87 & 88
Al Qur'an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.
Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al
Qur'an setelah beberapa waktu lagi.
Pembahasan
:
Sebetulnya ketika
seorang manusia dilahirkan ke dunia dari perut ibunya , manusia itu sudah
bersaksi dengan Tuhannya, seperti yang Allah Swt firmankan dalam ayat di bawah
ini. Diantara ayat-ayat Tauhid (Meng-Esakan-Tuhan), kita bahas dari beberapa
saja diantaranya 7 surat yang mengungkapkan
bahwa kita adalah hamba Nya, bahwa setiap manusia dilahirkan dengan
fitrahnya sebagai hamba Allah , seperti dialog antara Sang Khaliq dan mahluk :
- QS 7 Al-A’raf ayat 172.
Kesaksian mahluk
(manusia) mengenai Sang Khalik Dan (ingatlah), ketikaTuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah
Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (EngkauTuhan kami), kami menjadisaksi
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”
Mereka menjawab: “Betul
(EngkauTuhan kami), kami menjadisaksi”,
kemudian Allah berfirman lagi :
“.(Kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (ke- Esa- an Tuhan)”,
2.
QS 7 Al-A’raf ayat 180
Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah
kepada-Nya dengan menyebut asmaaul husna itu dalam (menyebut) nama-nama-Nya.Nanti
mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Allah memiliki nama-nama yang baik, dan hanya milik
Allah-lah nama-nama itu, Maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul
Husna itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran.
Kalimat
ini Allah swt mengabarkan bahwa manusia dianjurkan “memohon” kepada Nya dengan
menyebut nama Nya, tetapi ada juga orang-orang yang menyimpang dari kebenaran,
maka tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran itu.Orang-orang
yang memohon dengan nama yang baik akan mendapat balasan, begitupun yang
menyimpang dari kebenaran, akan mendapat balasan juga sesuai apa yang telah
mereka kerjakan.
3.
QS. Al-Asyr ayat 1-4
Bertasbih kepada Allah apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari
kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada
menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, bahwa benteng-benteng
mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah
mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka.
Dan Allah mencampakkan ketakutan kedalam hati mereka; mereka memusnahkan
rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang
beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang
yang mempunyai pandangan. Dan jika tidaklah karena Allah telah menetapkan
pengusiran terhadap mereka benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. Dan bagi
mereka di akhirat azab neraka.
Yang demikian itu adalah karena
sesungguhnya mereka menentang Allah danRasul-Nya. Barang siapa menentang Allah,
maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.
Ayat
tersebut diatas adalah penjelasan dari
Allah bahwa mereka menentang Allah dan Rosul Nya , sebetulnya hukuman Allah
sangat keras bagi yang menentang.
- QS 15 Al-Hijr ayat 9
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al
Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Allah
Swt berulang-ulang menjelaskan bahwa: Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.Bahwa Al-Qur’an itu benar-benar dari Allah Swt, dan
Allah-lah yang memeliharanya.
- QS 39 Azzumar ayat 1-2
Kitab (Al Qur'an ini) diturunkan oleh
Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya Kami menurunkan
kepadamu Kitab (Al Qur'an) dengan (membawa) kebenaran.Maka sembahlah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
- QS 59 Al-Hasyr ayat 20-24
Tiada
sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itu lah orang-orang
yang beruntung.
Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung,
pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.
Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir
Yang demikian itu adalah
karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya.Barangsiapa menentang
Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.
Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia,
Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang
Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan,
Maha Suci, Allah dariapa yang mereka persekutukan.
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa,
Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di
langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
- QS 2 Al-Baqoroh ayat 23, 24, 25
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba
Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan
ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Maka jika kamu
tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya),
peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang
disediakan bagi orang-orang kafir.
Dan sampaikanlah berita gembira kepada
mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga
yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki
buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah
diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan
untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di
dalamnya.
Kesimpulan dari ketujuh
surat dalam ayat yang dibahas :
Bahwa
sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan dari Allah Swt. Dan Allah Swt yang akan memelihara kebenarannya. Bahwa Allah
Swt memiliki Asma –Ul Husna, nama-nama yang baik untuk selalu dipuji Hamba Nya,
karena memang kita sebagai hamba Nya harus memuji Nya karena ke Agungan dan Ke
Muliaan Nya. Hanya Allah-lah yang patut di sembah dan di puji, karena hanya
milik Allah Segala Puji.
Dan
penghiburan dari Allah adalah :
kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka
disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.
QS 29 Al- Ankabut ayat 45
Bacalah ! apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Semua
mahluk Allah tunduk patuh pada perintah Nya, bahkan Bumi pun patuh pada
perintah Allah : Bumi pun
patuh pada perintah Allah
QS
99. Az-Zalzalah ayat 1-5
Apabila
bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat),
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu)... kepadanya.
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu)... kepadanya.
Hadist Nabi : Orang yang paling
berbahagia dengan syafaatku (pertolongan di hari kiamat) adalah orang yang
mengucapkan laillaha illallah secara tulus ikhlas dari hatimya (HR.Muslim).
Memperbaharui keimanan :
QS
51 Adz- Dzaariyaat ayat 56
Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
Mahluk-mahluk Allah:
Malaikat, manusia, jin , semua diciptakan Allah untuk beribadah
dalam keimanan kepada Allah Swt.
Malaikat adalah mahluk Allah yang sangat patuh pada perintah
Allah. Ibadahnya bersujud , bertasbih dan mengikuti segala printah Allah atas
tugas-tugas mereka. Tugas malaikat : mendampingi manusia untuk mencatat amal
baik maupun perbuatan buruk manusia. Keimanan
malaikat datar, artinya beriman tidak mengenal kufur, sedangkan manusia ada
yang beriman, ada yang kafir, dan ada yang mendustakan firman Allah. Jin sama
dengan manusia, ada yang beriman dan ada yang kafir.
Malaikat dan jin adalah mahluk gaib yang keberadaannya wajib kita
imani, meski cara ibadah dan tugas yang di usungnya berbeda.
Jadi “Muslim” artinya
orang yang tunduk patuh pada aturan
Allah. Berserah diri berbakti dan mengabdi kepada Allah Swt.
Iman- Islam-Taqwa :
Iman adalah keyakinan, Islam
adalah tunduk patuh dan taat pada
aturan Allah Swt, dan Taqwa artinya
“takut” , karena takut itulah manusia
menjadi patuh dan taat pada aturan hidupnya, aturan/ ketentuan yang Allah
berikan kepada manusia untuk dipatuhi.
1.
Iman
Ada 6 hal yang harus ( wajib) diimani oleh seorang Muslim :
- Beriman kepada Allah Swt
- Beriman kepada Rasull- Rosul dan Nabi- Nabi Allah
- Beriman kepada Kitab Suci yang diturunkan Allah kepada Rosul-Rosul :
Tauret :
Nabi Musa
Zabur :
Nabi Daud
Injil : Nabi
Isa
Al-Qur’an : Nabi Muhammad
Saw.
- Beriman kepada Malaikat
- Beriman kepada hari Akhirat
- Beriman kepada taqdir/qodo/qodar
2. Islam
Ketika
seorang muslim sudah beriman, dan selalu
memperbaharui keimanannya , maka konsekwensinya adalah punya kewajiban
melaksanakan syareat Islam :
- Berikrar Syahadat
- Melaksanakan solat
- Melaksanakan puasa
- Berzakat
- Menunaikan Ibadah Haji
Inilah
Ajaran Islam;
tidak sulit dan tidak
boleh dipersulit. Allah Swt menurunkan Al-Qur’an dengan jaminan Allah Swt akan
memliharanya, Allah akan memudahkan untuk dipelajari., bagi orang-orang yang
beriman, bagi orang-orang yang berakal, dan bagi orang-orang yang berilmu.
3. Taqwa
Taqwa secara bahasa artinya “takut” . Tetapi takut kepada Allah Swt, bukan
seperti takut kepada hantu. Takut kepada Allah adalah takut dengan rasa rindu,
malu, (ajrih), Hormat, dan kita sangat membutuhkan. Sebagai hamba Nya yang patuh dan taat, maka
semua manusia yang beriman akan selalu mematuhi segala aturanNya.
QS 2 Al-Baqoroh ayat 103
Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka
akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih
baik, kalau mereka mengetahui.
Jakarta, 04
Desembar 2012
Hadits Ke-1
Niat
Dari Amirul Mu’minin, (Abu Hafsh atau Umar bin Khottob
rodiyallohu’anhu) dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh
shollallohu’alaihi wassalam bersabda: ’Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung
kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena
itu, barangsiapa yang berhijrah karena Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya
kepada Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena (untuk
mendapatkan) dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu
kepada apa yang menjadi tujuannya (niatnya).’” (Diriwayatkan oleh dua imam
ahli hadits; Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrohim bin Mughiroh bin
Bardizbah Al-Bukhori dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusairy
An-Naisabury di dalam kedua kitab mereka yang merupakan kitab paling shahih
diantara kitab-kitab hadits)[1]
Kedudukan Hadits Materi hadits pertama ini merupakan
pokok agama. Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Ada Tiga hadits yang merupakan
poros agama, yaitu hadits Úmar, hadits Aísyah, dan hadits Nu’man bin Basyir.”
Perkataan Imam Ahmad rahimahullah tersebut dapat dijelaskan bahwa perbuatan
seorang mukallaf bertumpu pada melaksanakan perintah dan menjauhi larangan.
Inilah halal dan haram. Dan diantara halal dan haram tersebut ada yang
mustabihat (hadits Nu’man bin Basyir). Untuk melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan dibutuhkan niat yang benar (hadits Úmar), dan harus sesuai dengan
tuntunan syariát (hadits Aísyah).
Setiap Amal Tergantung NiatnyaDiterima
atau tidaknya dan sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niatnya.
Demikian juga setiap orang berhak mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya
dalam beramal. Dan yang dimaksud dengan amal disini adalah semua yang berasal
dari seorang hamba baik berupa perkataan, perbuatan maupun keyakinan hati.
Fungsi Niat
Niat memiliki 2 fungsi:
1. Jika niat berkaitan dengan sasaran suatu amal (ma’bud), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara amal ibadah dengan amal kebiasaan.
2. Jika niat berkaitan dengan amal itu sendiri (ibadah), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara satu amal ibadah dengan amal ibadah yang lainnya.
Niat memiliki 2 fungsi:
1. Jika niat berkaitan dengan sasaran suatu amal (ma’bud), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara amal ibadah dengan amal kebiasaan.
2. Jika niat berkaitan dengan amal itu sendiri (ibadah), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara satu amal ibadah dengan amal ibadah yang lainnya.
Pengaruh Niat yang Salah Terhadap Amal Ibadah
Jika para ulama berbicara tentang niat, maka mencakup 2 hal:
Jika para ulama berbicara tentang niat, maka mencakup 2 hal:
1. Niat sebagai syarat sahnya ibadah, yaitu
istilah niat yang dipakai oleh fuqoha’.
2. Niat sebagai syarat diterimanya
ibadah, dengan
istilah lain: Ikhlas.
Niat pada pengertian yang ke-2 ini, jika niat tersebut salah (tidak Ikhlas) maka akan berpengaruh terhadap diterimanya suatu amal, dengan perincian sebagai berikut:
Niat pada pengertian yang ke-2 ini, jika niat tersebut salah (tidak Ikhlas) maka akan berpengaruh terhadap diterimanya suatu amal, dengan perincian sebagai berikut:
a. Jika
niatnya salah sejak awal, maka ibadah tersebut batal.
b. Jika
kesalahan niat terjadi di tengah-tengah amal, maka ada 2 keadaan:
- Jika ia menghapus niat yang awal maka seluruh amalnya batal.
- Jika ia memperbagus amalnya dengan tidak menghapus niat yang awal, maka amal tambahannya batal.
- Jika ia menghapus niat yang awal maka seluruh amalnya batal.
- Jika ia memperbagus amalnya dengan tidak menghapus niat yang awal, maka amal tambahannya batal.
c. Senang
untuk dipuji setelah amal selesai, maka tidak membatalkan amal.
Beribadah dengan Tujuan Dunia Pada
dasarnya amal ibadah hanya diniatkan untuk meraih kenikmatan akhirat. Namun
terkadang diperbolehkan beramal dengan niat untuk tujuan dunia disamping berniat
untuk tujuan akhirat, dengan syarat apabila syariát menyebutkan adanya pahala dunia bagi amalan tersebut. Amal yang tidak tercampur niat untuk
mendapatkan dunia memiliki pahala yang lebih sempurna dibandingkan dengan amal
yang disertai niat duniawi.
Hijrah
Makna hijrah secara syariát adalah meninggalkan sesuatu demi Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah artinya mencari sesuatu yang ada disisi-Nya, dan demi Rasul-Nya artinya ittiba’ dan senang terhadap tuntunan Rasul-Nya. Dari yang tidak baik menjadi yang lebih baik dan benar!
Makna hijrah secara syariát adalah meninggalkan sesuatu demi Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah artinya mencari sesuatu yang ada disisi-Nya, dan demi Rasul-Nya artinya ittiba’ dan senang terhadap tuntunan Rasul-Nya. Dari yang tidak baik menjadi yang lebih baik dan benar!
Bentuk-bentuk Hijrah: Ketiga
bentuk hijrah tersebut adalah pengaruh dari makna hijrah.
1. Meninggalkan negeri syirik menuju negeri tauhid.
2. meninggalkan negeri bidáh menuju negeri sunnah.
3. Meninggalkan negeri penuh maksiat menuju negeri yang sedikit kemaksiatan.
1. Meninggalkan negeri syirik menuju negeri tauhid.
2. meninggalkan negeri bidáh menuju negeri sunnah.
3. Meninggalkan negeri penuh maksiat menuju negeri yang sedikit kemaksiatan.
Islam, Iman, dan Ihsan Dienul Islam mencakup tiga hal,
yaitu: Islam, Iman dan Ihsan. Islam berbicara masalah lahir,
iman berbicara masalah batin, dan ihsan mencakup keduanya.
Ihsan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari iman, dan iman memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari Islam. Tidaklah ke-Islam-an dianggap sah kecuali jika terdapat padanya iman, karena konsekuensi dari syahadat mencakup lahir dan batin. Demikian juga iman tidak sah kecuali ada Islam (dalam batas yang minimal), karena iman adalah meliputi lahir dan batin.Perhatian! Para penuntut ilmu semestinya paham bahwa adakalanya bagian dari sebuah istilah agama adalah istilah itu sendiri, seperti contoh di atas.
Ihsan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari iman, dan iman memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari Islam. Tidaklah ke-Islam-an dianggap sah kecuali jika terdapat padanya iman, karena konsekuensi dari syahadat mencakup lahir dan batin. Demikian juga iman tidak sah kecuali ada Islam (dalam batas yang minimal), karena iman adalah meliputi lahir dan batin.Perhatian! Para penuntut ilmu semestinya paham bahwa adakalanya bagian dari sebuah istilah agama adalah istilah itu sendiri, seperti contoh di atas.
Iman Bertambah dan Berkurang Ahlussunnah menetapkan kaidah bahwa jika istilah Islam
dan Iman disebutkan secara bersamaan, maka masing-masing memiliki pegerttian sendiri-sendiri,
namun jika disebutkan salah satunya saja, maka mencakup yang lainnya. Iman
dikatakan dapat bertambah dan berkurang, namun tidaklah dikatakan bahwa Islam
bertambah dan berkurang, padahal hakikat keduanya adalah sama. Hal ini
disebabkan karena adanya tujuan untuk membedakan antara Ahlussunnah dengan Murjiáh.
Murjiáh mengakui bahwa Islam (amalan lahir) bisa bertambah dan
berkurang, namun mereka tidak mengakui bisa bertambah dan berkurangnya iman
(amalan batin). Sementara Ahlussunnah meyakini bahwa keduanya bisa bertambah
dan berkurang.
Istilah Rukun Islam dan Rukun Iman Istilah “Rukun”
pada dasarnya merupakan hasil ijtihad para ulama untuk memudahkan memahami
dien. Rukun berarti bagian sesuatu yang menjadi syarat terjadinya sesuatu
tersebut, jika rukun tidak ada maka sesuatu tersebut tidak terjadi.Istilah
rukun seperti ini bisa diterapkan untuk Rukun Iman, artinya jika salah satu
dari Rukun Iman tidak ada, maka imanpun tidak ada. Adapun pada Rukun Islam maka
istilah rukun ini tidak berlaku secara mutlak, artinya meskipun salah satu
Rukun Islam tidak ada, masih memungkinkan Islam masih tetap ada.
Demikianlah semestinya kita memahami dien ini dengan
istilah-istilah yang dibuat oleh para ulama, namun istilah-istilah tersebut
tidak boleh sebagai hakim karena tetap harus merujuk kepada ketentuan dien,
sehingga jika ada ketidaksesuaian antara istilah buatan ulama dengan ketentuan
dien, ketentuan dien lah yang dimenangkan.
Batasan Minimal Syahnya Keimanan
1. Iman kepada Allah.
Iman kepada Allah sah jika beriman kepada Rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, dan asma’ dan sifat-Nya.
Iman kepada Allah sah jika beriman kepada Rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, dan asma’ dan sifat-Nya.
2. Iman
kepada Malaikat. Iman kepada Malaikat sah jika beriman bahwa Allah
menciptakan makhluk bernama malaikat sebagai hamba yang senantiasa taat dan
diantara mereka ada yang diperintah untuk mengantar wahyu.
3. Iman
kepada Kitab-kitab. Iman kepada kitab-kitab sah jika beriman bahwa Allah
telah menurunkan kitab yang merupakan kalam-Nya kepada sebagian hambanya yang
berkedudukan sebagai rasul. Diantara kitab Allah adalah Al-Qurán.
4. Iman
kepada Para Rasul.Iman kepada para rasul sah jika beriman bahwa Allah
mengutus kepada manusia sebagian hambaNya mereka mendapatkan wahyu untuk disampaikan
kepada manusia, dan pengutusan rasul telah
ditutup dengan diutusnya Muhammad shallallaahu álaihi wa sallam.
5. Iman kepada Hari Akhir.
Iman kepada Hari Akhir sah jika beriman bahwa Allah membuat sebuah masa sebagai tempat untuk menghisab manusia, mereka dibangkitkan dari kubur dan dikembalikan kepada-Nya untuk mendapatkan balasan kebaikan atas kebaikannya dan balasan kejelekan atas kejelekannya, yang baik (mukmin) masuk surga dan yang buruk (kafir) masuk neraka. Ini terjadi di hari akhir tersebut.
Iman kepada Hari Akhir sah jika beriman bahwa Allah membuat sebuah masa sebagai tempat untuk menghisab manusia, mereka dibangkitkan dari kubur dan dikembalikan kepada-Nya untuk mendapatkan balasan kebaikan atas kebaikannya dan balasan kejelekan atas kejelekannya, yang baik (mukmin) masuk surga dan yang buruk (kafir) masuk neraka. Ini terjadi di hari akhir tersebut.
6. Iman
kepada Taqdir. Iman kepada taqdir sah jika beriman bahwa Allah telah mengilmui segala
sesuatu sebelum terjadinya kemudian Dia menentukan dengan kehendaknya semua
yang akan terjadi setelah itu Allah menciptakan segala sesuatu yang telah
ditentukan sebelumnya.
Demikianlah syarat keimanan yang sah, sehingga dengan
itu semua seorang berhak untuk dikatakan mukmin. Adapun selebihnya maka tingkat
keimanan seseorang berbeda-beda sesuai dengan banyak dan sedikitnya kewajiban
yang dia tunaikan terkait dengan hatinya, lesannya, dan anggota badannya.
Taqdir Buruk
Buruknya taqdir ditinjau dari sisi makhluk. Adapun ditinjau dari pencipta taqdir, maka semuanya baik.
Buruknya taqdir ditinjau dari sisi makhluk. Adapun ditinjau dari pencipta taqdir, maka semuanya baik.
Makna Ihsan
Sebuah amal dikatakan hasan cukup jika diniati ikhlas karena Allah, adapun selebihnya adalah kesempurnaan ihsan. Kesempurnaan ihsan meliputi 2 keadaan:
Sebuah amal dikatakan hasan cukup jika diniati ikhlas karena Allah, adapun selebihnya adalah kesempurnaan ihsan. Kesempurnaan ihsan meliputi 2 keadaan:
1. Maqom Muraqobah yaitu senantiasa
merasa diawasi dan diperhatikan oleh Allah dalam setiap aktifitasnya, kedudukan
yang lebih tinggi lagi.
2. Maqom Musyahadah yaitu senantiasa
memperhatikan sifat-sifat Allah dan mengaitkan seluruh aktifitasnya dengan
sifat-sifat tersebut.
MENGENAL ALLAH
Pada satu
ketika ada seorang bertanya kepada Abu Bakar Assiddiq Radhiallahu ‘anhu, “Wahai
shahabi, bagaimana Anda dapat mengenal Robbmu?” Abu Bakar menjawab, “Aku
mengenal Robbku dengan perantaraan Robbku. Kalau tidak karena Robbku, aku tidak
akan mungkin mengenal-Nya.” Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana Anda mengenal
Robbmu?” Abu Bakar menjawab, “Apa yang tidak mampu dicapai adalah suatu
penyampaian, dan meneliti zat Allah adalah kemusyrikan.”
Habluminallah
·
·
Hablumminannas
|
Keterangan Ilustrasi :
Kedudukan Jiwa
Allah
swt di tempat yang tertinggi, di atas segala tempat dan keadaan yang tinggi,
Jiwa manusia berada dalam alam semesta yang tak terhingga luasnya dalam
genggaman kekuasaan Allah Swt. Ada hubungan fertikal antara jiwa ciptaan Nya
dengan Sang Maha Pencipta (digambarkan dengan anak panah ke arah atas), Hubungan jiwa manusia dengan
Allah Swt terjalin melalui ibadah hingga tercapai kedekatan dengan Alla Swt
(Makrifatullah). Tuntunannya Qurqn dqn hadis. Jiwa manusia juga punya hubungan
ke arah horizontal, hubungan dengan sesama jiwa manusia (digambarkan dengan
anak panah ke segala arah 360 derajat, mendatar). Hhubungan dengan sesama dalam
bentuk muamalah sesuai fitrah manusia, aturan Allah yang menjadi dasarnya adalah Qur’an dan Hadis. Semeasta
alam yang digambarkan dengan sebuah wadah berupa silinder. Dua buah titik di
dalam silinder diibaratkan dua buah jiwa ciptaan Allah yang berada dalam alam semesta. Jiwa-jiwa itu
bebas bergerak tanpa batas, namun Sang Maha Pencipta menurunkan sejumlah aturan
(hukum) yang harus ditaati, yaitu Al-Qur’an, Konsekwensi dari sikap taat dan
patuh atau ingkar akan diterimanya sesuai dengan jalan yang dipilihnya, Dan
Allah sama sekali tidak menganiaya, dan sangat bijaksana Sesuai Asma Ul Husna
(Al-Hakim), dengan perhitungan yang se Adil-adil-adilnya. (Al-Adl). Seseorang
semakin mendekat dan taat pada Qur’an bagai titik dalam gambar tersebut yang
semakin dekat kepada tiang dan mengarah keatas semakin mendekati ke pada Sang
Khalik, karena senantiasa bedzikir,taqorub, mensucikan jiwa. Sedangkan kan
mendekati sesama dengan berbuat amal soleh dan kebajikan. Maka arah panah yang
seperti kaki segitiga merupakan lintasan posisi-posisi yang mungkin ditempuh
oleh jiwa-jiwa yang berserakan di alam semesta. Semakin dekat dengan qur’an
akan semakin dekat ke pusat lingkaran, Semakin dekat kepusat lingkaran dengan
posisi menaik maka akan semakin dekat menuju Allah Swt. Ketika dua buah jiwa
berlintasan dalam perjalanannya menuju Sang Khalik, maka pada suatu saat
jiwa-jiwa itu akan sampai pada suatu titik X,Y,Z
(karena dalam ruang dimensi, jadi koordinat nya tidak hanya X dan Y tetapi juga
Z sebagai lintasan jiwa, dalam kehidupan ibadah bisa di ilustrasikan dengan
tawaf) yang sama, pada kondisi
seperti itulah jiwa-jiwa itu saling beriringan, berdampingan.,seperti halnya
ketika melaksanakan tawaf ketika berhaji. Dengan posisi seperti itulah sepasang
jiwa akan sulit untuk saling berjauhan satu sama lain.. Seperti misalnya dua
orang muslim yang punya visi dan misi yang sama, sama kesalehannya, sama
tingkat iman dan taqwa-nya maka dua orang muslim itu secara alami akan memiliki
jalinan persahabatan yang tulus. Mereka punya pemahaman yang sama tentang kasih sayang (mahabbah)
karena sama kesalehan nya juga akan membuat jalinan kasih sayang yang tulus dan kuat. Jiwa mereka punya posisi yang sama pada koordinat yang sama. (X yang sama atau Y yang sama, atau pada X
danY yang sama (atau bahkan X,Y,Z yang sama) Posisi seperti itulah
jiwa-jiwa menjadi sekufu. Dalam keadaan demikian terdapat nilai-nilai luhur
hingga bisa membawa jiwa-jiwa itu pada derajat yang mulia di jalan Allah. Hal
ini bisa terjadi antara jiwa perempuan dengan perempuan atau laki-laki dengan
laki-laki, atau terjadi pada sepasang jiwa laki-laki dan perempuan. Dimensi
ruang dan waktu tidak akan membuat jiwa-jiwa itu terpisahkan, mungkin kondisi
spiritual yang seperti ini yang disebut “Jodoh Jiwa”. (kalau terjadi pada
sepasang jiwa) Sekufu yang dimaksud dalam Al-Quran adalah seperti Firman Nya :
QS.49
Al-Hujarot, ayat 10
Sesungguhnya
sesama mukmin itu bersaudara,
maka damaikanlah diantara mereka dan bertaqwalah supaya kamu mendapat Rahmat.
QS 24 An-Nur , ayat 26
Wanita-wanita yang keji adalah untuk
laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang
keji (pula), dan wanita-wanita yang baik
adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk
wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa
yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki
yang mulia (surga).
Seperti ucapan Nabi Muhammad Saw. dalam
Hadis Nabi:
Manusia akan dikumpulkan bersama dengan
apa/siapa yang dicintai nya,, bersama dengan saudara-saudara sefikroh
(pemikiran dan pergaulan yang sama. “ yang sama” maksudnya adalah orang yang
baik bersama dengan orang yang baik ,
orang yang beriman bersama orang yang beriman.
Orang yang mencintai dunia
bersama dengan orang yang mencintai dunia. Orang yang mencintai karena Allah
akan bersama dengan yang mencintai karena Allah. Orang-orang yang mencintai
karena Allah akan ridho, mereka bertemu
dan berpisahpun karena Allah.
Doa
Robithoh
Dalam sebuah majelis / perkumpulan
orang-orang yang berdakwah, ada sebuah doa yang dianjurkan untuk selalu dibacakan
dalam doa sehari hari setelah selesai solat dalam salah satu waktu solat atau
setiap waktu solat yang lima waktu. Didahului membaca :
QS
3 Al-Imron ayat 26-27
“Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang
mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan
orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di
tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan
Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang
mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki
siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."
Kemudian berusaha menghadirkan wajah-wajah
para akhwat/ikhwan dalam benaknya dan merasakan adanya hubungan batin antara
mereka, bersama dalam dakwah kemudian membaca doa yang artinya sbb:
“ Ya Allah sesungguhnya Maha
Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan kecintaan
kepada-Mu , dan berjanji setia untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam dakwah-Mu
dan berjanji setia untuk membela syareat-Mu, maka perkuatkanlah ikatan
pertaliannya. Ya Allah kekalkanlah kasih sayangnya , tunjukkanlah jalannya, dan
penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dada kami
dengan limpaham iman dan keindahan tawaqal kepada-Mu, hidupkanlah kami dengan
Makrifat-Mu dan matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan Mu. Sesungguhnya
engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong Amin. Semoga salawat dan
salam selalu tercurah kepada Muhammad, keluarga dan semua sahabatnya. Amin
Benar dari Allah, segala yang salah dari hamba Nya.
TAUHID KAFFAH
Assalamu'alaykum
Wr. Wb.
QS 2 Al-Baqarah,ayat 208
"Hai orang-orang
yang beriman, masuklah kamu semuanya kedalam Islam secara kaffah, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya dia itu musuh yang nyata
bagimu."
Ayat diatas merupakan
seruan, /perintah dan juga peringatan Allah yang ditujukan khusus kepada
orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang mengakui Allah sebagai Tuhan
satu-satunya dan juga mengakui Muhammad selaku nabi-Nya agar masuk kedalam
agama Islam secara kaffah dan agar mau melakukan intropeksi diri, sudahkah kita
benar-benar beriman didalam Islam secara kaffah ? Allah memerintahkan kepada kita agar berserah diri secara sesungguhnya, lahir dan
batin tanpa syarat hanya kepada-Nya tanpa diembel-embeli hal-hal yang bisa
menyebabkan ketergelinciran kedalam kemusryikan. Bagaimanakah jalan untuk
mencapai Islam Kaffah itu? sesungguhnya Al-Qur'an memberikan jawaban kepada kita :
QS 8 Al-Anfaal, ayat 20
Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlahkamu
berpaling darinya, padahal kamu mengerti”
Allah Swt telah menyediakan sarana kepada kita untuk mencapai Islam yang
kaffah, melalui ketaatan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya serta tidak berpaling
dari garis yang sudah ditetapkan. Taat kepada Allah dan Rasul ini memiliki
aspek yang sangat luas, akan tetapi bila kita mengkaji Al-Qur'an secara lebih
mendalam lagi, kita akan mendapati satu intisari yang paling penting dari
ketaatan terhadap Allah dan para
utusan-Nya, yaitu melakukan Tauhid secara benar.Tauhid adalah peng- Esa-an kepada Allah. Bahwa kita mengakui
Allah sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta
yang tidak memiliki serikat ataupun sekutu didalam zat dan sifat-Nya sebagai
satu-satunya tempat kita melakukan pengabdian, penyerahan diri serta ketunduk
patuh-an secara lahir dan batin.
QS 112 Al-Ikhlash ayat 1-4
Katakanlah: "Dia-lah
Allah, Yang Maha Esa, " Allâh tempat bergantung. Tidak beranak dan tidak
diperanakkan. Dan tidak ada bagi-Nya kesetaraan dengan apapun.
QS 65. At-Thalaq 2-3
"Yang demikian itu adalah nasehat yang diberikan
terhadap orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, karena barang siapa
berbakti kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan bagi mereka satu
pemecahan; dan Allah akan mengkaruniakan kepadanya dari jalan yang tidak ia
sangka-sangka; sebab barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah
akan menjadi pencukupnya. Sesungguhnya Allah
itu pelulus urusan-Nya, sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap
sesuatu."
Bukankah hampir semua dari kita senantiasa hapal
dan membaca ayat dibawah ini dalam doa
iftitahnya ? (Dalam solat )
QS 6 Al-An'aam, 162-163
"Sesungguhnya Sholatku, Ibadahku,
hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan sekalian makhluk, tiada serikat
bagi-Nya, karena begitulah aku diperintahkan."
QS 3 Al-Imron, ayat
19
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah
hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara
mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya
Allah sangat cepat hisab-Nya.
QS 3 Al-Imron, ayat 84
Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan
kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim,
Ismail, Ishak, Yakub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa,
`Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di
antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri."
QS 3 Al-Imron,
ayat 85
Barang siapa mencari agama selain agama
Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama
itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
QS 3 Al-Imron, ayat
86
Bagaimana Allah akan menunjuki
suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa
Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keterangan pun telah
datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang dzalim.
QS 3 Al-Imron,
ayat 89
kecuali orang-orang yang tobat,
sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS 3 Al-Imron,ayat
102
Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
OS 2
Al-Baqoroh ayat 208
Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN NYA
Idealnya jika seseorang
menjadi muslim hendaknya kaffah.
Artinya muslim secara total. Muslim jasmaninya, muslim hatinya dan muslim
pikirannya, muslim sikapnya, muslim perangainya., nuslim ahklaknya.Juga muslim
ketika di rumah, ketika di kampus, ketika di pasar, ketka di mesjid dan di mana
pun dia berada. Selanjutnya muslim ketika beribadah dan ketika bermaamallah,
muslim pada jalur hablumminnallah dan hablumminannas.Menjadi muslim yang
kaffah seperti itu tidaklah mudah. Tingkat kesulitannya pun berbeda-beda antar yang satu dengan yang
lainnya. Banyak hal yang turut berperan, terutama lingkungan di mana mereka
berada. Karena itu ada yang bisa mencapainya dengan cepat, ada yang sedang, ada
yang lambat ada yang sangat lambat, tergantung kegigihan upaya mereka untuk
mencapainya, Tetapi Allah sangat menghargai
upaya mereka sekecil apapun. Allah Maha mengerti atas segala sesuatu. Tentu
akan lebih tinggi nilai juang seseorang ketika berjuang dalam tingkat kesulitan
yang tinggi dibanding orang yang sudah berada pada lingkungan yang kondusif
islami. Akan lebih sulit jika berjuangnya sendirian, tanpa keluarga yang
mendukung. Inilah yang kemudian membuat kaum muslimin berbeda-beda. Ada
yang beribadah tapi bodoh, ada yang kaya tetapi kikir, ada yang pintar tapi
sombong ada yang senang memberi tetapi miskin,dan seterusnya. Bahkan saat ini kita jarang sekali menemukan muslim
yang kaffah, sempurna kemuslimannya, Betapa sulit kita melaksanakan apa yang
Rosullullah anjurkan, selalu saja ada cacat dan kelemahannya. Kembali lagi
kepada yang Maha Berkehendak, Allah memberi hidayah kepada siapa yang Dia
kehendaki. Kepada Nya segala urusan dikembalikan. Innallaha turja’uul umur,
Satu-satunya seorang Muslim yang kaffah adalah Rosullulloh. Namanya juga
contoh, teladan, jadi Allah menciptakan seorang teladan itu sempurna dengan
segala kekurangannya sebagai manusia. Beliau manusia biasa, punya rasa sedih
bila bertemu kesulitan, punya rasa sedih ketika didholimi orang, punya rasa kesal
ketika salah seorang isterinya menjelek-jelekan isterinya yang lain ketika
mereka saling cemburu dan sulit didamaikan. Tetapi Allah selalu memberinya
solusi ketika masalah itu datang. Solusinya pada saat itu berupa wahyu yang
berlaku tidak hanya untuk beliau, tetapi
untuk seluruh hamba-hamba Nya yang
memilih jalan hidupnya dalam Islam. Kita harus terus menerus belajar.Tidak saja
dalam arti menuntut ilmu, tetapi juga belajar dari pengalaman diri sendiri
maupun orang lain. Seorang muslim harus mencari lingkungan yang kondusif yang
dapat mendukung peningkatan keislaman kita. Seorang muslim harus memilih
sahabat yang baik, sekolah yang baik, pekerjaan yang baik, isteri atau suami
yang baik, tempat tinggal yang baik bahkan pakaian yang baik. Untuk itu jamaah
adalah suatu kebutuhan. Dengan berjamaah, kita memiliki orang-orang yang dapat
mengingatkan kita jika kita keliru, dan memberi dorongan bila kita tak
bersemangat,Ketika seseorang sedang berproses, ia tidak bisa dinilai ”si fulan
orang soleh dan si Jail orang fasik”.sebab manusia bisa berubah setiap saat.
Yang kurang baik hari ini,besok bisa menjadi baik.Yang sudah baik hari ini,
besok bisa menjadi lebih baik lagi.Proses menjadi lebih baik lagi harus terus
berlangsung seumur hidupnya. Karena itu
kita tidak boleh menghina/mencemooh orang yang hari ini kurang baik, kita tidak boleh
mencemooh, merendahkan, menghina seseorang, karena boleh jadi orang
yang kita hina , besok akan menjadi orang yang lebih baik dari kita. Maka , berproseslah untuk menjadi muslim yang kaffah! Betapapun
sulitnya mencapai tingkat kaffah, apabila tekad seseorang kuat untuk meraih
itu, Insya Allah, Allah akan
menolongnya. Allah akan memudahkan dan memberi jalan pada orang yang ingin
berbuat kebaikan, Allah akan memberi ketenangan dalam perjuangan seorang hamba
yang keyakinannya sangat kuat bahwa Allah akan menolongnya. Berserah diri lah
setelah segala jalan yang ditunjukkan Allah telah kita tempuh, Berserah diri lah secara total ketika upaya
sudah kita jalankan, ini yang namanya “tawaqqal”.
Bandung, 1 Muharram
1429 / Desember 2007 .
PENUTUP
Karya tulis yang sudah lama tersimpan,
terinspirasi ketika kita berjumpa lagi setelah 27 tahun tidak bertemu., dan
lima tahun tersimpan......, Atas ijin
Allah tentu nya kalau tulisan ini baru sampai di tanganmu lima tahun kemudian.
Semoga bukan hanya sekedar bacaan , tetapi sebagai telaah yang
bias kita ambil pembelajaran di dalamnya, dan hikmah besar untuk kehidupan kita
kedepan Nya.
Semoga Allah Swt.
Limpahkan Rahmat, Barkah Nya pada kita sekalian.Amiiin, amiiin, amiiin YRA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar