PERJALANAN
AKHIR TAHUN 2009
MENYAMBUT
TAHUN BARU 1431 HIJRIYAH
I.
Bersahabat dengan ayat-ayat
Al-Qur’an, bersahabat dengan ayat-ayat Allah.
Barang siapa berhijrah di jalan Allah,
niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari
rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian
menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap
pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Catatan ;
Tulisan ini belum kumulia, tetapi hari ini , tg 21 Desember 2009, kucatat
hari pertama catatanku dibuka untuk memulai tulsanku dalam perjalanan (rihlah
Syiarku). Subhanallah tadi pagi setelah solat subuh saya sempat menyimak sepenggal ceramah dari
TV one dengan tayangan Ayat Allah QS 4 An-nissa
ayat 100. Aneh ya !kok yang pertama kali kutemukan dalam periode ini ketika kubuka catatanku adalah
ayat yang menyampaikan tentang Hijrah. Subhanallah! Jangan katakana bahwa ini
adalah suatu kebetulan, tetapi harus kita yakini ini semua sudah direncanakan
Allah.Judul dari perjalannanku kali ini adalah Rihlah syiar, dan tema nya
tentang berhijrah menuju Islam yang kaffah. Aku sedang melangkah untuk
menelusuri cikal bakal inspirasiku atas tulisan-tulisanku. Gunung Kidul,
wonosari, Karang Mojo adalah sebuah tempat yang menempati ruang hatiku sejak 30
tahun yang lalu dan tidak pernah pudar sampai saat ini,mungkin sampai akhir
hayatku. Semoga ini adalah sebuah isyarat dari Allah bahwa aku harus memulai
syiar dari tempat itu, dan dalam kenyataannya memang aku digiring untuk sampai
ketempat itu secara fisik ( lahir batin akal fikir dan hatiku, tidak hanya dari
catatan MUI saja, tidak hanya dari angan –anganku saja.
Bismillahirrohmannirrohiim, semoga Allah selalu membimbingku dalam setiap
inspirasiku yang harus kutulis. Lahaola walaquwata illabillah tawaqltu
‘alallah.
Ayat Al-Qur’an tersebut diatas tanpa kucari, sudah cocok untuk menjadi tema
tulisanku dalam rihlah (Perjalanan akhir tahun 2009)
Niat untuk survey itu terbersit ketika pada awal aku mengikuti kuliah
perdana di MUI. Yang pertama kuterima dalam kuliah siang itu adalah :
Problematika Dakwah. Lagi-lagi aku digiring untk teringat kepada seseorang yang
sedianya akan kuhapus dari hati dan fikirku.
“Program Keristenisasi” judulnya, kemudian kalimat berikutnya.
Program ini sasarannya adalah daerah minus karena kondisi alam. Jadi sudah
sejak dahulu kala di daerah Yogyakarta ada sebuah daerah yang menjadi sasaran
missionaries. Nama daerah itu lagi-lagi mengingatkanku padamu.
Jangan katakana bahwa ini adalah upaya dan rekayasaku. Aku sudah berusaha
untuk tidak membahas tentang itu. Tetapi kalau Allah bermaksud lain, aku tidak
tahu mengapa lagi-lagi tentang hal itu yang muncul dipermukaan kegiatan
belajarku. Kalau nabi Muhammad Saw ketika berdakwah sedang kaya raya karena
kejujurannya berwirausaha (berdagang yang didampingi isterinya, Siti Khodijah),
maka dosenku mengatakan : Nabi Muhammad Saw berdakwah dari kaya raya menjadi
tidak bersisa hartanya dan di muliakan Allah bukan karena miskin atau kaya.
Sekarang orang berdakwah dari mulai tidak punya apa-apa sampai menjadi kaya
raya karena banyak hal. Semoga saja kita (khususnya saya) kita berdakwah tetap
dalam niat menggapai ridho Allah dan menjalankan kewajiban sebagai orang yang
beriman dan bertaqwa. Semoga niatku berdakwah tetap terpelihara dengan niat
lillahi taala dan Allah menggiringku kesana adalah atas terkabulnya doa memohon
taufik dan hidayah dan ingin menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama.
RIHLAH 2
Editorial
Assalamualaikum Wr.Wb
Semoga salawat dan salam
senantiasa dicurahkan Allah Swt kepada Nabi Besar Muhammad Saw, keluarganya, kerabatnya,
sahabat-sahabatnya, dan orang-orang soleh, semoga kita beserta didalamnya.amin
Waktu bergulir begitu cepat laksana anak panah melesat dari
busurnya. Sembilan bulan sudah kami menjalani “Pendidikan Kader Mubalig” yang
diselenggarakan oleh KODI – Provinsi DKI Jakarta .”Tiada Hari Tanpa Dakwah”
adalah semboyan KODI yang tercantum pada jilid “Jurnal
Dakwah”Dialog KODI .Buletin inilah yang menginspirasi kami .untuk membuat laporan
perjalanan ini dalam bentuk Buletin..Sebagai bukti bahwa kami mengikuti
perjalanan rihlah, maka laporan Perjalanan Kunjungan ke Pesantren dan Mesjid serta MUI
Jawa Timur, kami buat dalam bentuk
Buletin.
Pertama kali yang ingin kami sampaikan adalah ucapan “Terimakasih”( mewakili peserta PKM ) kepada
seluruh penyelenggara PKM, beserta anggota. Begitu juga kepada para Dosen yang
telah memberikan ilmunya kepada kami yang tak ternilai harganya.. Semoga Allah
Swt memberi balasan yang berlipat ganda, Semoga Allah Swt senantiasa
limpahkan rahmat dan Karunia Nya kepada
kita sekalian, Amin. Semoga kami bisa melaksanakan amanah besar ini dengan
baik. menjadi Da’i dan Daiah
yang dapat menyampaikannya dengan benar, selalu diberi tuntunan dan
bimbingan Nya dalam rangka menggapai Ridho Allah. Amin.
Dalam perjalanan ini kami banyak menyaksikan keindahan alam
sebagai bukti Kebesaran Allah Swt : QS 2
Al-baqoroh ayat 22
فَأَخْرَجَ مَاءً السَّمَاءِ مِنَ وَأَنْزَلَ بِنَاءً وَالسَّمَاءَ فِرَاشًا
الأرْضَ لَكُمُ جَعَلَ الَّذِي
تَعْلَمُونَ وَأَنْتُمْ أَنْدَادًا لِلَّهِ تَجْعَلُوا فَلا لَكُمْ ا رِزْقً الثَّمَرَاتِ مِنَ بِهِ
Dialah
Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu
segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
Sesuai rencana, pada
hari Minggu tanggal 30 Oktober 2011 jam
14, kami bersiap-siap untuk berangkat memulai perjalanan yang telah
direncanakan oleh panitia. Perjalanan Jakarta – Surabaya
diperhitungkan membutuhkan waktu 18 jam ditempuh dengan kecepatan optimal yang
tidak mengurangi kenyamanan peserta di dalam bis ber AC.
Yang tidak kami duga dan tidak bisa kami hindari adalah kemacetan di daerah Pati.
Jam menunjukkan jam 04.15 dini hari , bis kami tidak juga bergeming
setelah merayap selama 3 jam, akhirnya
berhenti toral di dalam antrian padat jalan raya yang cukup lebar. Sengaja kami
mencari mesjid terdekat ketika adzan subuh berkumandang.
Alhamdulillah kemacetan itu bisa dimanfaatkan untuk sholat shubuh di sebuah
mesjid yang dalam keadaan porak poranda karena sedang direnovasi. Dalam rencana
kunjungan pagi itu seharusnya kami sudah tiba di Mesjid Al-Falah Surabaya pada
jam 9
pagi, tetapi
karena kemacetan itulah, rencana bertemu dan dialog dengan pengurus Mesjid


Tidak ada komentar:
Posting Komentar