Jumat, 25 Oktober 2013

Mari Berdakwah Demi kesalehan Pribadi dan Umat


Mari Berdakwah Demi kesalehan Pribadi dan Umat

 

  Pengantar


     Bismullahirrohmanirroim, Solawat serta salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Saw. Beserta keluarga, sahabat, kerabat dan orang-orang soleh, semoga kita termasuk didalamnya.Amin
Saudar-saudaraku seiman,
Berdakwah” adalah salah satu kewajiban seorang mukmin. Berdakwah hukumnya fardhu ain (kewajiban bagi setiap orang Muslim), sebab siapa lagi yang akan menerusakan dakwah kalau bukan orang- orang muslim, mengingat sabda Nabi : “Wabalighu walau ayah” . Sampaikanlah dariku walau satu ayat. Al-Qur’an   dalam surat Ali-Imron ayat 104 :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
     Islam adalah agama jama’i, yaitu agama yang harus ditegakkan bersama-sama oleh orang-orang islam yang mengaku dirinya beriman.Berdakwah adalah juga kewajiban bersama orang-orang yang beriman dan bertaqwa untuk mengajak saudara-saudaranya yang lain untuk meningkatkan iman dan taqwanya. Ini sesuai firman Allah dalam QS 103. Al-Ashr

Demi masa Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati dalam mnenetapi kesabaran .
Maka yang harus kita mulai dari sekarang adalah memulai dakwah dari hal yang paling dasar, yaitu membaca. Karena firman Allah pun yang pertama kali turun adalah perintah baca, dalam QS 96 Al-laq ayat 1-5

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
      Jadi perintah Allah yang pertama kepada manusia adalah perintah “Baca!”. Itu adalah wahyu pertama yang Allah turunkan pada nabi Muhammad Saw.melalui malaikat Jibril.Jadi perintah baca pada saat itu bukan kepada orang islam saja, tetapi kepada manusia yang hidup di jaman Nabi Muhammad Saw dan mendengar nabi Muhammad Saw.mengajak manusia untuk beriman. Juga dalam QS 38 Shaad ayat 87 dan 88
Al Qur'an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Qur'an setelah beberapa waktu lagi.
     Jadi mengingat beberapa ayat tersebut diatas, maka berdakwah untuk mencerdaskan orang-orang Islam haruslah sesegera mungkin dilaksanakan. Namun mengingat dakwah itu bukan hal yang sederhana dan membutuhkan sarana dan prasarana, maka yang terlebih dahulu kita perlu ketahui adalah : Apakah yang dibutuhkan orang-orang Islam saat ini? Disaat kemajuan teknologi sudah merambah begitu luas, tetapi perkembangan orang-orang islam atas ilmu keislamannya sangat ketinggalan, Islam masih selalu identik dengan kebodohan, sedangkan kebodohan dekat dengan kemiskinan. Bagaimana kita bisa meningkatkan kesejahteraan umat islam tanpa pengetahuan agamanya, tanpa ilmu dan tanpa kecerdasan? Jadi jelasnya dalam hal ini, saat ini umat islam  membutuhkan ilmu yang dapat menjadi titik tolak kemajuan kecerdasan, meningkatkan kesejahteraan dan pada akhirnya meningkatkan iman dan taqwanya.
I. Latar Belakang  Pemikiran :
                 Memprihatinkan sekali kalau mengingat masih banyak saudara-saudara kita saat ini  yang miskin . Masih banyak saudara-saudara kita yang miskin karena bodoh atau karena tidak bersekolah. Islam pernah mencapai masa kejayaan, meski itu bukan di negeri kita. Dari sejarahpun sebetulnya banyak ilmuwan-ilmuwan muslim yang membumikan ilmunya keseluruh pelosok dunia. Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan di dunia Kedokteran. Jadi pada jamannya ilmu kedokteran berkembang ke negeri lain pun berasal dari dunia Islam.  Ibnu Khaldun juga dalam sejarah adalah seorang ilmuwan, bahkan namanya kini dipakai menjadi salah satu nama Perguruan Tinggi Swasta di Bogor.
     Memprihatinkan kalau Islam yang Mulia, agama fitrah, agama yang rahmatan lilalamin tidak kita pelihara dan hidupkan dalam setiap langkah kita untuk menggapai ridho Allah, untuk kebahagiaan di dunia, membangun kesejahteraan di dunia  dan kebahagiaan di akhirat , kelak!.
     “Berdakwah” sangat indah di dengar bagi orang yang beriman, tentunya. Mari kita tingkatkan iman dan taqwa kita dengan dakwah. Bedakwah bisa dilakukan oleh siapapun, tidak terkecuali. Berdakwah bisa dilakukan oleh orang miskin, berdakwah sangat bisa dilakukan oleh orang kaya, berdakwah bisa dilakukan oleh orang yang tidak berpengetahuan, tetapi punya hati, berdakwah  bisa dilakukan oleh orang yang berpengetahuan dan punya hati, tetapi  bardakwah hanya bisa dilakukan oleh orang yang beriman dan bertaqwa.  
Berdakwah bilhal (berdakwah dengan karya/amal baik) , bagi orang yang bisa dan mau melakukan kebajikan. Berdakwah billisan bagi orang yang faham berbicara, menyampaikan dengan baik,.Berdakwah bilqolam, bagi orang yang berkemampuan menuliskan apa yang ingin disampaikannya. Berdakwah bilmal bagi orang kaya karena hartanya dapat dipakai untuk sarana berdakwah. Berdakwah dengan jiwa  dan raga bagi orang yang hanya punya jiwa dan raga untuk berdakwah, tetapi punya keikhlasan yang tinggi untuk melakukan sesuatu yang sangat berarti untuk sesama mukmin, punya kecerdasan untuk berfikir, karena didalam Al-Qur’an, Allah selalu menyebut : “Bagi orang-orang yang berpikir”, “Bagi orang-orang yang berakal” “Bagi orang-orang yang berilmu “ /Ulil Albab. maka agar kita menjadi orang yang bermanfaat untuk sesama, untuk agama, marilah kita saling meneguhkan hati   dalam jihad fi sabilillah. Berjihad di jalan Allah.Satukan hati untuk menjemput hidayah, berjihad di jalan Allah.Dan kita selalu berdoa sesuai QS 3 Ali-Imron ayat 8 : "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."
Jadi tidak ada alasan untuk tidak bisa berdakwah, sesederhana apapun aksi (action) kita adalah awal dari perjuangan. Maka bergeraklah selama seseorang diberi Ilmu sekecil apapun, maka pergerakan itu sangat berarti, apalagi seseorang yang berilmu, beriman, berharta (karunia Allah sudah terlebih dahulu diterimanya), maka milikilah bekal untuk berdakwah,  dan sebaikbaik bekal adalah “taqwa”
II. Permasalahan :  
Selama ini imajinasi orang, berdakwah membutuhkan biaya, berdakwah membutuhkan materi, berdakwah harus dengan sarana, berdakwah harus dengan materi, sehingga bagi seseorang yang ingin berdakwah, langkahnya akan surut ketika mengingat biaya. Sementara masih banyak  saudara-saudara kita yang lain, yang oleh Allah sudah diberi karunia rejeki yang berlimpah belum mengoptimalkan karunianya di jalan Allah, maksudnya untuk kepentingan umat Islam. Bahkan ada yang belum bisa memanfaatka hartanya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai orang Islam untuk berhaji.Kita memang harus saling mengingatkan. Ada juga yang punya kecerdasan, puny ide, punya pemikiran sehingga bisa punya konsep untuk berdakwah dengan melibatkan banyak orang/ lapisan masyarakat. Menyatukan hati dan langkah serta menyamakan tujuan dalam hidup ini untuk menggapai Ridho Allah. Yang demikianpun banyak, sangat banyak. Mari kita melihat contoh orang yang bersyiar untuk Islam dari modal hanya “Iman” saja, tawaqal, tekad dan keyakinan yang tinggi bahwa “Siapa yang menolong agama Allah, maka Allah pasti akan menolongnya keluar dari kesulitan, cukup kepada Allah – lah kita bertawaqal. Allah adalah sebaik-baik penolong!.”  
QS 47 Muhammad ayat 7 :
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
     Saya hanya ingin menggaris bawahi disini adalah ; Marilah kita  saling bahu membahu untuk menolong agama Allah, seperti yang Allah firmankan diatas. Setiap lapisan masyarakat yang manapun dapat ikut berperan dalam dakwah.Kalau belum cukup bekal ilmu Islamnya, tetapi sudah diberi karunia yang lain (rejeki yang lebih dri cukup untuk menafkahi keluarga), maka kuatkan niatnya untuk mencari Ilmu dan beramal, dua-duanya pun termasuk dakwah. Mencari ilmu nya pun dakwah , karena janji Allah dalam

QS 58 Mujadilah ayat 11: 
………….Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, …………….. niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

      Jadi seorang ilmuwan , seorang dokter, seorang profesi-profesi lain, setelah mereka beriman kemudian menambah ilmunya, kemudian berdakwah, maka Allah akan meninggikan derajatnya lebih dari yang lain. Subhanallah!!  Jadi begitu mudahnya apabila kita ingin ditinggikan derajat oleh Allah, maka menuntut Ilmu lah, berdakwahlah sesuai kemampuan kita, meski hanya mampu mengajak, menunjukkan jalan terang untuk menerima ilmu, maka yang menunjukkan maupun yang menerima, Insya Allah akan ditolong Allah, akan diangkat derajatnya oleh Allah.Amin.Amin.Amin, ya robbal alamin.
 Mari  berdakwah untuk kesalehan pribadi dan umat. Membentuk masyarakat yang cerdas Quranic sehingga dengan Ilmu, Iman dan Taqwa, maka kebodohan dan kemiskinan akan segera berubah menjadi masa depan yang lebih baik

Permasalahan dalam dakwah pada saat ini (Problematika Dakwah)
1.   Orang-orang masih selalu berfikir bahwa untuk berdakwah harus selalu orang yang lulus dari Pesantren atau Pendidikan  Tinggi yang berbasic Agama, padahal orang-orang yang berkecimpung didunia Sain pun bisa berdakwah ketika Pengetahuan Sain yang dikuasainya diinteraksikan dengan Al-Qur’an. Dan untuk itu, mereka para ilmuwan bisa menambah ilmu agamanya dengan jalan mempelajari Al-Qur’an dan memahaminya dengan kaffah segala sesuatu tentang Al-qur’an dan Ilmu-ilmu tentang Al-Qur’an.Misalnya : Seorang ahli fisika bisa menemukan Ayat-ayat Al-qur’an yang berkaitan dengan sunatullah. Seorang dokter bisa berdakwah dengan ilmu kedokterannya yang berkaitan dengan ayat-ayat al-qur’an, tentang penciptaan manusia dari sisi ilmu kedokteran kemudian dicocokkan dengan ayat-ayat Al-qur’an. Seorang Ekonom bisa berdakwah dengan menyebarkan Ilmu Ekonomi Islam sesuai Al-Qur’an.
2.   Islam identik  dengan kebodohan dan dekat dengan kemiskinan, sehingga kadang-kadang seseorang gengsi untuk mengakui ke Islamannya. Justeru orang
3.   Islam harus bengga dengan Islam, dan harus membuktikan bahwa Islam adalah agama yang diridhoi Allah, rohmatan lilalamin.Orang Islam masih kurang menyadari bahwa kita orang-orang Islam selalu menjadi sasaran program “Kristenisasi” karena kebodohan dan “kemiskinana” nya. Maka orang-orang Islam harus cerdas, harus berilmu, dan harus menjadi orang yang kaya karena ikhtiar dan kerja keras (karena orang Islam bukan pemalas). Islam bukan agama orang yang bodoh dan Islam tidak kumuh. Orang-orang Islam harus bisa menghambat “Kristenisasi” dengan cara mencerdaskan dirinya sendiri, mencerdaskan sesama muslim, mencerdaskan saudara-saudara  seimannya.  
4.   Berdakwah masih dianggap sebuah profesi yang tidak menjanjikan, tidak bermasa depan, tidak menghasilkan materi. Seharusnya berdakwah memang tidak usah dijadikan profesi, tetapi berdakwah adalah tujuan seseorang dalam rangka meraih ridho Allah. Seorang berprofesi  apapun bisa berdakwah andai itu dipersiapkan dan menjadi tujuan hidupnya menggapai rdho Allah.Tetapi kita semua harus menghargai orang-orang yang telah melakukan kerja untuk atau dalam dakwah.Seorang Da’i harus punya profesi lain  agar bisa menunjang dakwahnya. Berdakwah tidak dengan “mengajukan proposal meminta dana” tetapi berdakwah bisa juga dengan menyumbangkan “konsep dakwah” agar semua fihak bersinergi menjalankan dakwah, yang punya dana bisa menunjang terlaksananya program dakwah tersebut.Yang punya  materi berlebih bisa berbuat bayak dalam dakwah.  
5.    Dakwah yang dilaksanakan haruslah dakwah yang berkesinambungan, tertarbiyah (terdidik), perkembangannya terus dipantau, hasilnya diamati, terus menerus diperbaiki sehingga menjadi pembentukan karakter yang Islami dalam Masyarakat, Karakter Qur’ani yang merata kecerdasannya dalam masyarakat sehingga akan meyebabkan Allah ridho kemudian Allah memberi kita semua pertolongan dalam bentuk nyata,yaitu menghasilkan generasi Qur’an yang cerdas dan sejahtera, punya kinerja untuk menjadi wirausaha sehingga “dakwah” nya bukan sebagai profesi tetapi dakwahnya adalah tujuannya dalam rangka menggapai ridho Allah.
6.   Dai dan Dai’ah dapat membawa masyarakat pada budaya baru dan masyarakat sejahtera yang cerdas dan mampu membentuk generasi baru yang Cerdas Qur’anic yaitu cerdas dengan berfikir dan berahlakul karimah berdasarkan Al-Quran, berilmu pengetahuan yang memadai untuk punya profesi, tetapi “Dakwah” menjadi tujuan dalam rangka menggapai Ridho Allah, Dakwah bukan profesi, karena berdakwah bukan untuk menghasilkan uang, tetapi berdakwah untuk bersyiar dan mencerdaskan bangsa, tetapi kita sangat menghargai para Da’i dan Pendidik serta ulama-ulama karena ilmunya.  

7.                       “ Berdakwah    bukan sebuah  profesi “    tetapi haruslah sebuah bentuk pengabdian seseorang yang beriman yang berkesadaran bahwa berdakwah itu wajib bagi setiap orang briman , artinya  : Seseorang yang  profesinya bukan  “Pendidik”  atau “Dosen” dibidang agamapun punya kewajiban untuk berdakwah. Jadi; berdakwah harus diniatkan bukan untuk mencari penghasilan tambahan. Hal ini harus disampaikan kepada kalangan intelektual muslim yang diberi rejeki berlebih oleh Allah. Berdakwah adalah sarana ibadah bagi kalangan intelektual muslim sebagai bentuk kepedulian terhadap saudara sesama ( baik kapada sesama muslmim maupun non muslim)  .
 “ Berdakwah    bukan sebuah  profesi “    tetapi haruslah sebuah bentuk pengabdian seseorang yang beriman yang berkesadaran bahwa berdakwah itu wajib bagi setiap orang briman , artinya  : Seseorang yang  profesinya bukan  “Pendidik”  atau “Dosen” dibidang agamapun punya kewajiban untuk berdakwah. Jadi; berdakwah harus diniatkan bukan untuk mencari penghasilan tambahan. Hal ini harus disampaikan kepada kalangan intelektual muslim yang diberi rejeki berlebih oleh Allah. Berdakwah adalah sarana ibadah bagi kalangan intelektual muslim sebagai bentuk kepedulian terhadap saudara sesama ( baik kapada sesama muslmim maupun non muslim) 

III.  Membimbing  masyarakat menuju masyarakat CERDAS QUR’ANIC.
Cerdas Qur’anic  adalah kecerdasan yang dimiliki seorang muslim berdasarkan Al-Qur’an. Ada tiga komponen dalam diri manusia yang membentuk “kecerdasan” nya seimbang :
1.      Kecerdasan Spritual  : Kecerdasan jiwa memang tidak terbatas, seseorang semakin mendekatkan diri pada Allah, maka kecerdasan spiritualnya semakin meningkat. Ini bisa terjadi pada seseorang yang melaksanakan syariat Islam nya dengan sempurna karena menjalankan agamanya dengan baik sesuai syariat Islam  
2.      Kecerdasan Intelektual adalah kecerdasan akal pikir/Pengetahuan. Yang mempengaruhi kecerdasan Intelektual adalah: Ilmu pengetahuan, saians, wawasan, pergaulan, dan pengalam hidup
3.      Kecerdasan Emosional. Hal-hal yang mempengaruhi kematangan emosi adalah : Keimanan, Ilmu/Pengetahuan, pengalaman hidup , materi agama yang dikuasanya bisa berpengaruh terhadap keseimbngan emosi dan akal pikirnya.Iman-Islam-_Ilmu – Ikhsan akan selalu berkaitan menyeimbangkan emosinal seseorang.
Untuk membentuk karakter yang Qur’ani maka menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an pada seseorang dengan cara membacanya, memengertinya, memahaminya, dan mengerti artinya dalam bahasa kita (Bahas Indonesia). Sedangakn Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Memang lebih baik kalau Al-Qur’an difahami dalam bahasa kita, untuk itu maka kita harus mempelajarinya sehingga memahami Bahasa Arab. Mempelajari Al-Qur’an, mudah , asal ada gurunya. Islam itu mudah, tidak untuk “dipersulit”, tetapi Islam juga tidak untuk dimudah-mudahkan sehingga diabaikan, sehingga “asal” saja menjalankannya tetapi tidak dengan hati.
IV. Bentuk Dakwah yang berkesinambungan :  
  UNTUK ISLAM YANG SATU, itu temanya. Bentuknya : Tarbiyah (Pendidikan)  berkesinambungan dan terpantau dalam satu link seperti LIQO yang selama ini kita kenal. Materi  :  adalah Pendidikan Al-Qur’an, Sunnah dan Hadist.Tarbiyah seperti yang dibentuk oleh ulama pendahulu seperti : Hasan Al-Banna. (Dalam Tarbiyahnya  Ihwanul muslimin). Menjawab tantangan jaman globalisasi maka jawabannya adalah Tarbiyah. Membentuk pribadi-pribadi Muslim yang tertarbiyah.
   Metode   : Menyampaikan dengan baik, berdakwah dengan hati, karena segala sesuatu yang berasal  dari hati akan sampai ke hati. Menyampaikan sesuai apa yang dibutuhkan. Sampaikan secara sistematis : Aqidah - Syariat- Tasawuf , karena isi Al-qur’an secara global adalah :
v    Aqidah
v    Sayariat
v    Tasawuf
  Profesional : Melibatkan Lembaga Independen yang menunjang Program Pemerintah, seperti KODI, agar pelaksananya orang-orang yang amanah, penyampainya (Da’i atau Da’iah) adalah orang-orang yang kompeten di bidangnya: Tenaga Pendidik yang Profisonal ( Prof, S3 ataupun S2, atau para lulusan Pesantren yang melanjutkan kuliahnya di luar : Mesir , Cairo, atau Negara-negara Timur Tengah) dan mereka yang berkecimpung di dunia Dakwah.
Pengkaderan     :   Mengantar para Ilmuwan dan Profesional ke dunia Dakwah.
  Target/Sasaran:   1. Rumah Sakit  (Untuk mengantar para Dokter ke dunia
                                               Dakwah)
                                             2. Sekolah-Sekolah (Untuk mengantar para pendidik  ke dunia
                                                 dakwah)
                                3. Universitas :  Untuk mengantar para Ilmuwan ke dunia
                                     dakwah. ( dan ini sudah dilaksanakan di Fakultas Kebumian
                                     dan Energi   Universitas Trisakti, dengan harapan para
       pesertanya, siapapun dapat mengenal, memahami dan
        mencintai Al-Qur’an sehingga tercipta karakter-karakter    
       Ahlakul lakul Karimah berdasarkan Al- Qur’an.Dana untuk
        honor    Pengajar disediakan oleh Penyelenggara, dalam hal ini
         penyelenggaranya adalahFakultas.   Kegiatannya berlangsung
        diluar jadwal Belajar & Mengajar
  Tujuan            :  Membentuk karakter- karakter  Islami agar tercipta masyarakat
 yang berkepribadian   Muslim yang tangguh, mencintai Al-Qur’an,
sehingga akan menghasilkan ketenangan, dengan tenang, akan meningkatkan semangat juang, maka semangat bekerja  akan                                              meningkatkan kesejahteraan, dengan ridho Allah masyarakat                                                akan menjadi masyarakat yang sakinah warohmah penuh barokah dan ampunan  Allah. Amin.ya robbal alamin.
V. Kesimpulan   :  Harapan kita semua adalah konsep “ Tarbiyah Berkesinambungan” bisa terlaksana  dengan baik sesuai harapan, Metode yang kita namai : Program Liqo Jarak Jauh  ini  secara teknis bisa  dilaksanakan sesuai rancangan, dibawah bimbingan dan asuhan ulama-ulama. Tema “ Untuk Islam yang Satu “ adalah konsep mencerdaskan masyarakat dengan Al-Qur’an yang akan kami persembahkan , Demi Memuliakan Islam, kami mencintai Al-Qur’an. Kami akan bekerja sebagai tenaga pelaksana lapangan dengan ikhlas dan sebaik mungkin yang bisa kami lakukan dibawah bimbingan dan arahan ulam-ulama yang menjadi Murobbi  kami. Kami tidak mencari dana atau mengajukan proposal untuk meminta dana, tetapi kami akan bekerja sebagai Da’i Transformatif , berikhtiar untuk melaksanakan Enterpreneurship berlandaskan Ahli Sunnah Waljamaah.  Semoga Allah meridhoi. Semoga Allah mengikatkan hati kami dengan Cinta atas Rahmat Nya, sehingga semua rencana bisa terwujud atas Ridho Allah.Amin   
QS 38 Shaad ayat 87-88    

Al Qur'an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta
alam.    Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui
(kebenaran) berita Al Qur'an setelah beberapa waktu lagi
.

                             




Tidak ada komentar:

Posting Komentar