Mari Berdakwah Demi kesalehan Pribadi dan Umat
Pengantar
Bismullahirrohmanirroim, Solawat
serta salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Saw.
Beserta keluarga, sahabat, kerabat dan orang-orang soleh, semoga kita termasuk
didalamnya.Amin
Saudar-saudaraku
seiman,
“Berdakwah”
adalah salah satu kewajiban seorang mukmin. Berdakwah hukumnya fardhu ain
(kewajiban bagi setiap orang Muslim), sebab siapa lagi yang akan menerusakan
dakwah kalau bukan orang- orang muslim, mengingat sabda Nabi : “Wabalighu walau
ayah” . Sampaikanlah dariku walau satu ayat. Al-Qur’an dalam surat Ali-Imron ayat 104 :
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Islam adalah
agama jama’i, yaitu agama yang harus ditegakkan bersama-sama oleh orang-orang
islam yang mengaku dirinya beriman.Berdakwah adalah juga kewajiban bersama
orang-orang yang beriman dan bertaqwa untuk mengajak saudara-saudaranya yang
lain untuk meningkatkan iman dan taqwanya. Ini sesuai firman Allah dalam QS 103. Al-Ashr
Demi masa Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati dalam
mnenetapi kesabaran .
Maka yang harus kita mulai
dari sekarang adalah memulai dakwah dari hal yang paling dasar, yaitu “membaca”. Karena firman Allah pun
yang pertama kali turun adalah perintah baca, dalam QS 96 Al-laq ayat 1-5
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Jadi
perintah Allah yang pertama kepada manusia adalah perintah “Baca!”. Itu adalah
wahyu pertama yang Allah turunkan pada nabi Muhammad Saw.melalui malaikat
Jibril.Jadi perintah baca pada saat itu bukan kepada orang islam saja, tetapi
kepada manusia yang hidup di jaman Nabi Muhammad Saw dan mendengar nabi
Muhammad Saw.mengajak manusia untuk beriman. Juga dalam QS 38 Shaad ayat 87 dan 88
Al Qur'an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan
sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Qur'an setelah beberapa
waktu lagi.
Jadi mengingat
beberapa ayat tersebut diatas, maka berdakwah untuk mencerdaskan orang-orang
Islam haruslah sesegera mungkin dilaksanakan. Namun mengingat dakwah itu bukan
hal yang sederhana dan membutuhkan sarana dan prasarana, maka yang terlebih
dahulu kita perlu ketahui adalah : Apakah yang dibutuhkan orang-orang Islam
saat ini? Disaat kemajuan teknologi sudah merambah begitu luas, tetapi
perkembangan orang-orang islam atas ilmu keislamannya sangat ketinggalan, Islam
masih selalu identik dengan kebodohan, sedangkan kebodohan dekat dengan
kemiskinan. Bagaimana kita bisa meningkatkan kesejahteraan umat islam tanpa
pengetahuan agamanya, tanpa ilmu dan tanpa kecerdasan? Jadi jelasnya dalam hal
ini, saat ini umat islam membutuhkan
ilmu yang dapat menjadi titik tolak kemajuan kecerdasan, meningkatkan
kesejahteraan dan pada akhirnya meningkatkan iman dan taqwanya.
I.
Latar Belakang Pemikiran :
Memprihatinkan
sekali kalau mengingat masih banyak saudara-saudara kita saat ini yang miskin . Masih banyak saudara-saudara kita yang
miskin karena bodoh atau karena tidak bersekolah. Islam pernah mencapai masa
kejayaan, meski itu bukan di negeri kita. Dari sejarahpun sebetulnya banyak
ilmuwan-ilmuwan muslim yang membumikan ilmunya keseluruh pelosok dunia. Ibnu
Sina adalah seorang ilmuwan di dunia Kedokteran. Jadi pada jamannya ilmu
kedokteran berkembang ke negeri lain pun berasal dari dunia Islam. Ibnu Khaldun juga dalam sejarah adalah
seorang ilmuwan, bahkan namanya kini dipakai menjadi salah satu nama Perguruan
Tinggi Swasta di Bogor.
Memprihatinkan
kalau Islam yang Mulia, agama fitrah, agama yang rahmatan lilalamin tidak kita
pelihara dan hidupkan dalam setiap langkah kita untuk menggapai ridho Allah,
untuk kebahagiaan di dunia, membangun kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat , kelak!.
“Berdakwah”
sangat indah di dengar bagi orang yang beriman, tentunya. Mari kita tingkatkan
iman dan taqwa kita dengan dakwah. Bedakwah bisa dilakukan oleh siapapun, tidak
terkecuali. Berdakwah bisa dilakukan oleh orang miskin, berdakwah sangat bisa
dilakukan oleh orang kaya, berdakwah bisa dilakukan oleh orang yang tidak
berpengetahuan, tetapi punya hati, berdakwah
bisa dilakukan oleh orang yang berpengetahuan dan punya hati,
tetapi bardakwah hanya bisa dilakukan oleh orang yang beriman dan bertaqwa.
Berdakwah bilhal (berdakwah dengan karya/amal baik)
, bagi orang yang bisa dan mau melakukan kebajikan. Berdakwah billisan bagi
orang yang faham berbicara, menyampaikan dengan baik,.Berdakwah bilqolam, bagi
orang yang berkemampuan menuliskan apa yang ingin disampaikannya. Berdakwah
bilmal bagi orang kaya karena hartanya dapat dipakai untuk sarana berdakwah. Berdakwah
dengan jiwa dan raga bagi orang yang
hanya punya jiwa dan raga untuk berdakwah, tetapi punya keikhlasan yang tinggi
untuk melakukan sesuatu yang sangat berarti untuk sesama mukmin, punya
kecerdasan untuk berfikir, karena didalam Al-Qur’an, Allah selalu menyebut :
“Bagi orang-orang yang berpikir”, “Bagi orang-orang yang berakal” “Bagi
orang-orang yang berilmu “ /Ulil Albab. maka agar kita menjadi orang yang
bermanfaat untuk sesama, untuk agama, marilah kita saling meneguhkan hati dalam jihad fi sabilillah. Berjihad di jalan
Allah.Satukan hati untuk menjemput hidayah, berjihad di jalan Allah.Dan kita
selalu berdoa sesuai QS 3 Ali-Imron ayat
8 : "Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada
kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena
sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."
Jadi tidak ada alasan untuk tidak bisa berdakwah,
sesederhana apapun aksi (action) kita adalah awal dari perjuangan. Maka
bergeraklah selama seseorang diberi Ilmu sekecil apapun, maka pergerakan itu
sangat berarti, apalagi seseorang yang berilmu, beriman, berharta (karunia
Allah sudah terlebih dahulu diterimanya), maka milikilah bekal untuk berdakwah, dan sebaikbaik bekal adalah “taqwa”
II.
Permasalahan :
Selama ini imajinasi orang, berdakwah membutuhkan
biaya, berdakwah membutuhkan materi, berdakwah harus dengan sarana, berdakwah
harus dengan materi, sehingga bagi seseorang yang ingin berdakwah, langkahnya
akan surut ketika mengingat biaya. Sementara masih banyak saudara-saudara kita yang lain, yang oleh
Allah sudah diberi karunia rejeki yang berlimpah belum mengoptimalkan
karunianya di jalan Allah, maksudnya untuk kepentingan umat Islam. Bahkan ada
yang belum bisa memanfaatka hartanya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai
orang Islam untuk berhaji.Kita memang harus saling mengingatkan. Ada juga yang
punya kecerdasan, puny ide, punya pemikiran sehingga bisa punya konsep untuk
berdakwah dengan melibatkan banyak orang/ lapisan masyarakat. Menyatukan hati
dan langkah serta menyamakan tujuan dalam hidup ini untuk menggapai Ridho
Allah. Yang demikianpun banyak, sangat banyak. Mari kita melihat contoh orang
yang bersyiar untuk Islam dari modal hanya “Iman” saja, tawaqal, tekad dan
keyakinan yang tinggi bahwa “Siapa yang menolong agama Allah, maka Allah pasti akan
menolongnya keluar dari kesulitan, cukup kepada Allah – lah kita bertawaqal.
Allah adalah sebaik-baik penolong!.”
QS
47 Muhammad ayat 7 :
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama)
Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Saya hanya
ingin menggaris bawahi disini adalah ; Marilah kita saling bahu membahu untuk menolong agama
Allah, seperti yang Allah firmankan diatas. Setiap lapisan masyarakat yang
manapun dapat ikut berperan dalam dakwah.Kalau belum cukup bekal ilmu Islamnya,
tetapi sudah diberi karunia yang lain (rejeki yang lebih dri cukup untuk
menafkahi keluarga), maka kuatkan niatnya untuk mencari Ilmu dan beramal, dua-duanya
pun termasuk dakwah. Mencari ilmu nya pun dakwah , karena janji Allah dalam
QS
58 Mujadilah ayat 11:
………….Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka
berdirilah, …………….. niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
Jadi seorang ilmuwan ,
seorang dokter, seorang profesi-profesi lain, setelah mereka beriman kemudian
menambah ilmunya, kemudian berdakwah, maka Allah akan meninggikan derajatnya
lebih dari yang lain. Subhanallah!! Jadi begitu mudahnya apabila kita ingin
ditinggikan derajat oleh Allah, maka menuntut Ilmu lah, berdakwahlah sesuai
kemampuan kita, meski hanya mampu mengajak, menunjukkan jalan terang untuk
menerima ilmu, maka yang menunjukkan maupun yang menerima, Insya Allah akan
ditolong Allah, akan diangkat derajatnya oleh Allah.Amin.Amin.Amin, ya robbal
alamin.
Mari berdakwah untuk kesalehan pribadi dan umat.
Membentuk masyarakat yang cerdas Quranic sehingga dengan Ilmu, Iman dan Taqwa,
maka kebodohan dan kemiskinan akan segera berubah menjadi masa depan yang lebih
baik
Permasalahan dalam
dakwah pada saat ini (Problematika Dakwah)
1.
Orang-orang masih
selalu berfikir bahwa untuk berdakwah harus selalu orang yang lulus dari
Pesantren atau Pendidikan Tinggi yang
berbasic Agama, padahal orang-orang yang berkecimpung didunia Sain pun bisa
berdakwah ketika Pengetahuan Sain yang dikuasainya diinteraksikan dengan
Al-Qur’an. Dan untuk itu, mereka para ilmuwan bisa menambah ilmu agamanya
dengan jalan mempelajari Al-Qur’an dan memahaminya dengan kaffah segala sesuatu
tentang Al-qur’an dan Ilmu-ilmu tentang Al-Qur’an.Misalnya : Seorang ahli fisika
bisa menemukan Ayat-ayat Al-qur’an yang berkaitan dengan sunatullah. Seorang
dokter bisa berdakwah dengan ilmu kedokterannya yang berkaitan dengan ayat-ayat
al-qur’an, tentang penciptaan manusia dari sisi ilmu kedokteran kemudian
dicocokkan dengan ayat-ayat Al-qur’an. Seorang Ekonom bisa berdakwah dengan
menyebarkan Ilmu Ekonomi Islam sesuai Al-Qur’an.
2.
Islam identik dengan kebodohan dan dekat dengan kemiskinan,
sehingga kadang-kadang seseorang gengsi untuk mengakui ke Islamannya. Justeru
orang
3.
Islam harus bengga
dengan Islam, dan harus membuktikan bahwa Islam adalah agama yang diridhoi
Allah, rohmatan lilalamin.Orang Islam masih kurang menyadari bahwa kita
orang-orang Islam selalu menjadi sasaran program “Kristenisasi” karena
kebodohan dan “kemiskinana” nya. Maka orang-orang Islam harus cerdas, harus
berilmu, dan harus menjadi orang yang kaya karena ikhtiar dan kerja keras (karena orang Islam bukan pemalas).
Islam bukan agama orang yang bodoh dan Islam tidak kumuh. Orang-orang Islam
harus bisa menghambat “Kristenisasi” dengan cara mencerdaskan dirinya sendiri,
mencerdaskan sesama muslim, mencerdaskan saudara-saudara seimannya.
4.
Berdakwah
masih dianggap sebuah profesi yang tidak menjanjikan, tidak
bermasa depan, tidak menghasilkan materi. Seharusnya berdakwah memang tidak
usah dijadikan profesi, tetapi berdakwah adalah tujuan seseorang dalam rangka
meraih ridho Allah. Seorang berprofesi apapun bisa berdakwah andai itu dipersiapkan
dan menjadi tujuan hidupnya menggapai rdho Allah.Tetapi kita semua harus menghargai
orang-orang yang telah melakukan kerja untuk atau dalam dakwah.Seorang Da’i
harus punya profesi lain agar bisa
menunjang dakwahnya. Berdakwah tidak dengan “mengajukan proposal meminta dana”
tetapi berdakwah bisa juga dengan menyumbangkan “konsep dakwah” agar semua
fihak bersinergi menjalankan dakwah, yang punya dana bisa menunjang
terlaksananya program dakwah tersebut.Yang punya materi berlebih bisa berbuat bayak dalam
dakwah.
5.
Dakwah yang dilaksanakan haruslah dakwah yang
berkesinambungan, tertarbiyah (terdidik),
perkembangannya terus dipantau, hasilnya diamati, terus menerus diperbaiki
sehingga menjadi pembentukan karakter yang Islami dalam Masyarakat, Karakter
Qur’ani yang merata kecerdasannya dalam masyarakat sehingga akan meyebabkan Allah
ridho kemudian Allah memberi kita semua pertolongan dalam bentuk nyata,yaitu
menghasilkan generasi Qur’an yang cerdas dan sejahtera, punya kinerja untuk
menjadi wirausaha sehingga “dakwah” nya bukan sebagai profesi tetapi dakwahnya
adalah tujuannya dalam rangka menggapai ridho Allah.
6.
Dai dan Dai’ah dapat
membawa masyarakat pada budaya baru dan masyarakat sejahtera yang cerdas dan
mampu membentuk generasi baru yang Cerdas
Qur’anic yaitu cerdas dengan berfikir dan berahlakul karimah berdasarkan
Al-Quran, berilmu pengetahuan yang memadai untuk punya profesi, tetapi “Dakwah”
menjadi tujuan dalam rangka menggapai Ridho Allah, Dakwah bukan profesi, karena
berdakwah bukan untuk menghasilkan uang, tetapi berdakwah untuk bersyiar dan
mencerdaskan bangsa, tetapi kita sangat menghargai para Da’i dan Pendidik serta
ulama-ulama karena ilmunya.
7.
“
Berdakwah bukan sebuah profesi “
tetapi haruslah sebuah bentuk pengabdian
seseorang yang beriman yang berkesadaran bahwa berdakwah itu wajib bagi setiap orang briman , artinya : Seseorang
yang profesinya bukan “Pendidik”
atau “Dosen” dibidang agamapun punya kewajiban untuk berdakwah. Jadi; berdakwah harus diniatkan bukan untuk
mencari penghasilan tambahan. Hal ini harus disampaikan kepada kalangan
intelektual muslim yang diberi rejeki berlebih oleh Allah. Berdakwah adalah
sarana ibadah bagi kalangan intelektual muslim sebagai bentuk kepedulian
terhadap saudara sesama ( baik kapada sesama muslmim maupun non muslim) .
“
Berdakwah bukan sebuah profesi “
tetapi haruslah sebuah bentuk pengabdian seseorang yang
beriman yang berkesadaran bahwa berdakwah
itu wajib bagi setiap orang briman , artinya : Seseorang yang profesinya bukan “Pendidik” atau “Dosen” dibidang agamapun punya
kewajiban untuk berdakwah. Jadi; berdakwah
harus diniatkan bukan untuk mencari penghasilan tambahan. Hal ini
harus disampaikan kepada kalangan intelektual muslim yang diberi rejeki
berlebih oleh Allah. Berdakwah adalah sarana ibadah bagi kalangan intelektual
muslim sebagai bentuk kepedulian terhadap saudara sesama ( baik kapada
sesama muslmim maupun non muslim)
III.
Membimbing masyarakat menuju masyarakat
CERDAS QUR’ANIC.
Cerdas Qur’anic
adalah kecerdasan yang dimiliki seorang
muslim berdasarkan Al-Qur’an. Ada tiga komponen dalam diri manusia yang
membentuk “kecerdasan” nya seimbang :
1.
Kecerdasan
Spritual
: Kecerdasan jiwa memang tidak terbatas, seseorang semakin mendekatkan diri pada Allah, maka kecerdasan
spiritualnya semakin meningkat. Ini bisa terjadi pada seseorang yang
melaksanakan syariat Islam nya dengan sempurna karena menjalankan agamanya
dengan baik sesuai syariat Islam
2.
Kecerdasan
Intelektual adalah kecerdasan akal
pikir/Pengetahuan. Yang mempengaruhi kecerdasan Intelektual adalah: Ilmu
pengetahuan, saians, wawasan, pergaulan, dan pengalam hidup
3.
Kecerdasan
Emosional. Hal-hal yang mempengaruhi kematangan
emosi adalah : Keimanan, Ilmu/Pengetahuan, pengalaman hidup , materi agama yang
dikuasanya bisa berpengaruh terhadap keseimbngan emosi dan akal
pikirnya.Iman-Islam-_Ilmu – Ikhsan akan selalu berkaitan menyeimbangkan
emosinal seseorang.
Untuk
membentuk karakter yang Qur’ani maka menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an pada
seseorang dengan cara membacanya, memengertinya, memahaminya, dan mengerti
artinya dalam bahasa kita (Bahas Indonesia). Sedangakn Al-Qur’an diturunkan
dalam bahasa Arab. Memang lebih baik kalau Al-Qur’an difahami dalam bahasa
kita, untuk itu maka kita harus mempelajarinya sehingga memahami Bahasa Arab.
Mempelajari Al-Qur’an, mudah , asal ada gurunya. Islam itu mudah, tidak untuk
“dipersulit”, tetapi Islam juga tidak untuk dimudah-mudahkan sehingga
diabaikan, sehingga “asal” saja menjalankannya tetapi tidak dengan hati.
IV. Bentuk Dakwah yang berkesinambungan :
UNTUK ISLAM YANG
SATU,
itu temanya. Bentuknya : Tarbiyah (Pendidikan) berkesinambungan dan terpantau dalam satu
link seperti LIQO yang selama ini kita kenal. Materi : adalah Pendidikan Al-Qur’an, Sunnah dan
Hadist.Tarbiyah seperti yang dibentuk oleh ulama pendahulu seperti : Hasan Al-Banna. (Dalam Tarbiyahnya Ihwanul muslimin). Menjawab tantangan
jaman globalisasi maka jawabannya adalah Tarbiyah. Membentuk pribadi-pribadi
Muslim yang tertarbiyah.
Metode : Menyampaikan dengan baik, berdakwah dengan
hati, karena segala sesuatu yang berasal dari hati akan sampai ke hati. Menyampaikan
sesuai apa yang dibutuhkan. Sampaikan secara sistematis : Aqidah - Syariat- Tasawuf
, karena isi Al-qur’an secara global adalah :
v Aqidah
v Sayariat
v Tasawuf
Profesional : Melibatkan
Lembaga Independen yang menunjang Program Pemerintah, seperti KODI, agar pelaksananya
orang-orang yang amanah, penyampainya (Da’i atau Da’iah) adalah orang-orang
yang kompeten di bidangnya: Tenaga Pendidik yang Profisonal ( Prof, S3 ataupun
S2, atau para lulusan Pesantren yang melanjutkan kuliahnya di luar : Mesir ,
Cairo, atau Negara-negara Timur Tengah) dan mereka yang berkecimpung di dunia
Dakwah.
Pengkaderan :
Mengantar para Ilmuwan dan Profesional ke dunia Dakwah.
Target/Sasaran: 1.
Rumah Sakit (Untuk mengantar para Dokter ke dunia
Dakwah)
2. Sekolah-Sekolah (Untuk
mengantar para pendidik ke dunia
dakwah)
3. Universitas : Untuk mengantar para Ilmuwan ke dunia
dakwah. (
dan ini sudah dilaksanakan di Fakultas
Kebumian
dan
Energi Universitas Trisakti,
dengan harapan para
pesertanya, siapapun dapat mengenal, memahami
dan
mencintai
Al-Qur’an sehingga tercipta karakter-karakter
Ahlakul lakul Karimah berdasarkan Al- Qur’an.Dana untuk
honor Pengajar
disediakan oleh Penyelenggara, dalam hal ini
penyelenggaranya adalahFakultas. Kegiatannya berlangsung
diluar jadwal Belajar & Mengajar
Tujuan : Membentuk karakter- karakter Islami agar
tercipta masyarakat
yang berkepribadian Muslim yang tangguh, mencintai Al-Qur’an,
sehingga
akan menghasilkan ketenangan, dengan tenang, akan meningkatkan semangat juang, maka
semangat bekerja akan meningkatkan kesejahteraan, dengan ridho Allah
masyarakat
akan menjadi masyarakat yang sakinah warohmah penuh barokah dan
ampunan Allah. Amin.ya robbal alamin.
V.
Kesimpulan : Harapan
kita semua adalah konsep “ Tarbiyah Berkesinambungan” bisa terlaksana dengan baik sesuai harapan, Metode yang kita
namai : Program Liqo Jarak Jauh ini secara teknis bisa dilaksanakan sesuai rancangan, dibawah
bimbingan dan asuhan ulama-ulama. Tema “ Untuk
Islam yang Satu “ adalah konsep mencerdaskan masyarakat dengan Al-Qur’an yang
akan kami persembahkan , Demi Memuliakan Islam, kami mencintai Al-Qur’an. Kami
akan bekerja sebagai tenaga pelaksana lapangan dengan ikhlas dan sebaik mungkin
yang bisa kami lakukan dibawah bimbingan dan arahan ulam-ulama yang menjadi
Murobbi kami. Kami tidak mencari dana
atau mengajukan proposal untuk meminta dana, tetapi kami akan bekerja sebagai
Da’i Transformatif , berikhtiar untuk melaksanakan Enterpreneurship berlandaskan
Ahli Sunnah Waljamaah. Semoga Allah
meridhoi. Semoga Allah mengikatkan hati kami dengan Cinta atas Rahmat Nya,
sehingga semua rencana bisa terwujud atas Ridho Allah.Amin
QS 38 Shaad ayat 87-88
Al Qur'an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta
alam. Dan sesungguhnya
kamu akan mengetahui
(kebenaran) berita Al Qur'an setelah beberapa waktu lagi
.